PESSEL, METRO – Proyek revitalisasi Pasar Inpres Painan di Kabupaten Pesisir Selatan yang dibiayai oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dengan anggaran mencapai Rp53,3 miliar kini menghadapi kendala serius.
Proyek yang dikerjakan oleh PT Putra Jaya Andalan ini sudah mencapai tiga lantai dari rencana bangunan seluas 8.077 meter persegi, namun gaji pekerja dilaporkan belum dibayarkan selama empat minggu terakhir.
Pantauan Posmetro di lokasi proyek pada Rabu (30/10) menunjukkan aktivitas pembangunan yang terhambat dengan hanya segelintir pekerja yang aktif.
Seorang pekerja yang enggan disebut namanya menyebutkan bahwa pembayaran gaji biasanya dilakukan setiap 15 hari, namun kini pembayaran tertunda hingga empat minggu.
“Biasanya gaji dibayar setiap dua minggu, tapi sudah empat minggu belum ada pembayaran,” ujarnya.
Kondisi ini juga dikeluhkan oleh pekerja lainnya, yang menyebut bahwa jumlah pekerja di lapangan berkurang dan pengerjaan proyek berjalan lambat.
“Pekerja di lapangan sekarang hanya beberapa orang, dan kerja pun terbatas karena gaji kami belum dibayar,” tambahnya.
Hingga saat ini, pihak rekanan pelaksana proyek atau pengawas lapangan belum memberikan keterangan terkait keterlambatan pembayaran gaji pekerja maupun kelanjutan proyek revitalisasi Pasar Inpres Painan.
Dengan nilai proyek sebesar Rp53 miliar dan masa pengerjaan selama 305 hari, diharapkan proyek revitalisasi ini dapat meningkatkan fasilitas dan kapasitas pasar di Painan dengan tiga lantai yang mencakup los, kios, dan area komersial lainnya.
Namun, tertundanya pembayaran gaji berpotensi menghambat kelancaran pembangunan yang diharapkan selesai tahun 2024 ini. (rio)
Komentar