Pabrik Tua masih Berproduksi di Sawahlunto, Sebulan Hasilkan 3.500 Helai Kain Sarung

SAWAHLUNTO, METRO – Hingga sekarang, Kota Sawahlunto memang dikenal dengan produksi songketnya, yang lebih dikenal dengan Songket Silungkang. Bermacam motif, ratusan penenun dan alatnya akan ditemui di tepi jalan Lintas Sumatera.
Namun selain songket, di Kecamatan Silungkang juga berdiri sebuah pabrik tua penghasil kain sarung. Gedung yang telah dibangun sejak 1950 ini, sebulannya bisa menghasilkan sebanyak 3.000 hingga 3.500 helai kain dengan 40 orang pekerja dan menyimpan 40 unit mesin tua.
Kepala pabrik, Darson (63) mengatakan, pabrik yang bernama Taltex Industri itu merupakan pabrik tekstil satu-satunya di Sumbar yang masih bertahan hingga sekarang. Sebelumnya, di beberapa daerah di Sumbar juga memiliki pabrik sarung. Namun karena pertumbuhan dan perkembangan zaman, pabrik tersebut mulai surut hingga tutup.
“Seperti di Padang ada namanya Tenun Padang Asri, Samudra dan Umida namun kini mereka tidak ada lagi,” ujarnya, Rabu (13/3).
Pria yang telah menjabat sejak 1990 ini menambahkan, pabriknya bisa menghasilkan 100 hingga 150 helai kain sarung perharinya dengan memperkerjakan 40 orang yang pada umumnya warga setempat. Mereka dibayar dari Rp2,2 juta hingga Rp3 Juta perbulan.
Darson menjelaskan, harga dari tiap sarung beragam, mulai dari Rp55ribu hingga Rp65 ribu. Sasaran konsumennya yaitu 75 persennya adalah Sumatera Utara dan 25 persen Sumatera Barat.
“Sasaran konsumen pada umumnya adalah Medan dan sekitarnya, karena adat mereka banyak membutuhkan sebuah kain sarung,” ujarnya.
Awalidin (64), salah seorang pekerja pabrik mengatakan telah lama bekerja di pabrik tekstil tersebut. Yaitu semenjak 1970 atau sejak dirinya masing bujangan.
“Saya bekerja sebagai pengawas mesin dan benang, jika ada mesin yang rusak atau benang yang putus saya yang memperbaiki,” ujarnya.
Dia mengatakan ingin menyampaikan pesa pada anak muda sekarang agar lebih giat bekerja dan tidak pilih pilih kerja asal itu halal.
“Saya banyak menemukan anak muda yang masih kuat bekerja namun masih bermalas-malasan, banyak orang terdekat saya yang begitu. Saya ingin kaum muda agar bisa memanfaatkan potensi dan kesempatan yang ada agar saat tua nanti tidak susah dan bisa hidup enak,” tutupnya. (zek)

Exit mobile version