PADANG, METRO–Festival Tanggal 3, salah satu program rutin Nan Jombang Group/Nan Jombang Dance Company di Ladang Tari Nan Jombang Balai Baru Kota, menghadirkan penampilan tari kontemporer oleh Filhamzah Group, Kota Padang dengan karya NAFAS, Selasa (3/9).
Karya NAFAS ini menceritakan bagaimana nafas menjadi hal yang paling penting dalam kehidupan. Tari kontemporer diperagakan oleh enam penari gadis remaja. Liukan tubuh mengiringi musik dengan suara detak jantung dan nafas membuat suasana tegang malam itu. Sesekali penari menyampaikan pesan dari gerakan tubuh dan musik yang mengiringi.
Calon Wali Kota Padang, Fadly Amran berkesempatan ikut menyaksikan tari kontemporer tersebut. Fadly Amran hadir didampingi tim relawan pemenangan FADER, di tengah komunitas seniman dan budayawan yang hadir malam itu.
Pada kesempatan itu, Pimpinan Nan Jombang Dance Company, Ery Mefri mengungkapkan keresahannya terhadap kondisi seniman dan budayawan di Sumbar saat ini dihadapan Fadly Amran.
Ery Mefri mengatakan, kondisi saat ini seniman selalu disingkirkan pemerintah. Meski demikian, Festival Nan Jombang Tanggal 3 setiap bulan terus berjalan. Tidak peduli Covid-19 melanda. Festival ini terus berlanjut sejak 13 tahun silam.
Ery mengungkapkan keprihatinannya melihat kondisi Gedung Kebudayaan Sumbar saat ini. Gedung tersebut terbengkalai pembangunannya akibat terjerat kasus dugaan korupsi. Bahkan gedung tersebut juga akan menambah fungsinya untuk hotel.
Ery menilai, kondisi Gedung Kebudayaan Sumbar saat ini berdampak rumah para seniman “dirampas” oleh Pemrov Sumbar. “Rumah tempat kami berkarya “dirampas”. Kini kami hanya bisa membuat acara di pelataran rumah kami saja. Kami ingin berkarya tapi rumah kami terbengkalai. Kami lihatlah rumah kami yang terbengkalai setiap hari,” ungkapnya dengan nada sedih.
Ery mengatakan dengan kondisi saat ini, dirinya sejak 2023 hingga 2024 akan terus berteriak untuk memperjuangkan nasib seniman di Sumbar. Saat ini pemerintah menurutnya telah membuat sejarah yang akan dibaca anak cucu saat ini. Di mana sebuah rezim pemerintah telah “memusnahkan” budaya di Sumbar.
Pada kesempatan itu Ery juga mendoakan Fadly Amran dapat memimpin Kota Padang. Sehingga dapat memperjuangkan seniman dan budayawan di Kota Padang agar dapat berkarya dan memiliki rumah sendiri.
Sementara, Calon Wali Kota Padang, Fadly Amran mengaku bangga dapat hadir menyaksikan pertunjukan tari kontemporer bertajuk NAFAS yang dilaksanakan di Ladang Nan Jombang. “Saya merasa bangga hadir di sini menyaksikan tari kontemporer ini. Ini ketiga kalinya saya hadir di sini,” ungkapnya.
Pertunjukan tari kontemporer NAFAS ini mengekspresikan secara penuh sambil bercerita dan menyampaikan pesan dengan ekspresi tari.
Fadly Amran mengungkapkan, dirinya pernah terlibat sebagi pelaku bidang kesenian. Di mana dirinya pernah memimpin Kota Padang Panjang. Di kota ini ada institute seni dan ekosistem keseniannya. Menurutnya, pembangunam sebuah kota harus punya jati diri. Di mana berkesenian bentuk penyampaian jati diri.
“Bagi orang yang datang ingin berada di dalam satu kawasan kota, maka mereka ingin mempelajari kreativitas masyarakat sekitar. Khususnya seniman,” ungkapnya.
Melalui tari kontemporer NAFAS yang telah disaksikannya malam itu, Fadly Amran mengaku sangat terinspirasi. Jika dirinya diberi amanah menjadi Wali Kota Padang, dirinya akan merevitalisasi aktivasi kawasan tematik yang telah dicanangkannya.
“Namun, saya meminta beri saya masukan satu kata saja untuk rencana merevitalisasi ini. Sekarang ini namanya aktivasi kawasan tematik. Beri satu kata agar rumah seniman yang dulu ada bisa hadir lagi di Kota Padang. Agar dapat menghadirkan ruang kreatif bagi anak-anak muda berkesenian,” harapnya.(fan)