Sementara itu Ketua DPRD Sumbar, Supardi, menyampaikan bahwa sebelum dilakukan Festival Maek, berbagai kegiatan pra festival dilakukan, seminar, diskusi dan FGD untuk mengungkap misteri peradaban Maek yang konon sudah ada sejak 4000 tahun sebelum Masehi.
“Berbagai kegiatan sudah dilakukan di Kota Payakumbuh, berawal dari diskusi yang cukup panjang di Agamjua Art Center, cerita Maek. Maka ada potensi wisata khusus di Lima Puluh Kota tentang Maek. Ada beberapa kali diskusi di Rumah Dinas Ketua DPRD di Padang, menghadirkan tokoh-tokoh Maek dan ahli sejarah dari akademisi,” ungkap Supardi.
Disampaikan Supardi, saat festival para arkeologi dunia hadir, seperti dari Mesir, Jerman, dan beberapa negara lainnya.
“Mereka malah tidak menyangka ada peristiwa besar seperti Maek ini. Maka tentu tabir misteri Maek ini harus diungkap. Maka kita supor Pemerintah Lima Puluh Kota kedepan. Jangan hanya sampai disini saja,” harap Supardi. (uus)