BUKITTINGGI, METRO – Sekitar 150 rombongan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Bandar Lampung melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Kota Bukittinggi, Selasa (5/3) lalu. Rombongan disambut Asisten II Setdako Bukittinggi dan Kadis Pendidikan dan Kebudayaan di Benteng Fort de Kock.
Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bandar Lampung Ir Daniel Marsudi mengatakan, Diknas Bandar Lampung membawa 104 orang rombongan ke Bukittinggi. Kedatangan ke Bukittinggi ini dalam kunjungan balasan atas kedatangan rombongan 86 orang Diknas Bukittinggi ke Bandar Lampung Februari lalu. “Sekaligus lebih mempererat silaturahmi dan sharing informasi dengan Bukittinggi,” ujar Daniel.
Dikatakan Daniel, rombongan tidak hanya mengunjungi Bukittinggi, tapi berencana akan mengelilingi Sumbar. Rombongan sudah sampai di Sumbar sejak kemaren dan langsung berkunjung ke pantai Air Manis dan melihat Patung Malin Kundang. Rombongan menginap di Bukittinggi di dua Hotel, Grand Malindo dan Grand Bunda Hotel. Hari ini beramah tamah dengan Pemko Bukittinggi dan mengunjungi beberapa objek wisata di Bukittinggi.
Selanjutnya berkunjung ke Payakumbuh, Kelok Sembilan dan Harau. Sementara kedatangan rombongan sendiri terbagi atas dua rombongan. Sebagian menggunakan pesawat dan sebagian lagi menggunakan jalan darat. “Banyak hal yang bisa kami jadikan contoh dan bisa dibawa kembali ke Bandar Lampung. Banyak pengalaman yang kami dapat dengan kedatangan ke Sumbar dan Kota Bukittinggi,” kata Daniel.
Asisten II Setdako Bukittinggi mengatakan, Kota Bukittinggi adalah kota budaya dan peninggalan sejarah. Karena pernah dari Bukittinggi-lah sejarah Indonesia terukir. Sengaja pula temu ramah dengan Pemko Bukittinggi dilaksanakan di Benteng Fort de Kock. Karena Benteng adalah bukit tertinggi di Bukittinggi dan awal tonggak sejarah Bukittinggi. Walaupun Bukittinggi hanya kota kecil, namun sarat dengan budaya, sejarah dan pesona wisatanya.
“Kedatangan rombongan sangat menggembirakan kita. Karena menjadi ajang promosi kota, ajang tamu menikmati Bukittinggi,” ujar Asisten.
Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Bukittinggi Melvi mengatakan, Pemko Bukittinggi terutama Diknas sangat berbangga atas kunjungan balasan dari Diknas Kota Bandar Lampung sebanyak 104 orang. Sengaja disiapkan tempat menginap di Bukittinggi walaupun schedule tidak hanya mengunjungi Bukittinggi. Tujuannya agar lebih mengenal Kota Bukittinggi. Baik sejarah budaya nya, kulinernya, hasil kerajinan daerahnya.
Sementara, Bunda PAUD Kota Bukittinggi Yessi Ramlan Nurmatias lebih menyoroti tugas dan tanggung jawab sebagai pendidik. Saat ini isu Stunting menjadi perhatian utama pemerintah. Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama. Sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.
Stunting tidak berkaitan dengan faktor keturunan (genetik) dari kedua orang tuanya. Padahal seperti kita ketahui, genetika merupakan faktor determinan kesehatan yang paling kecil pengaruhnya bila dibandingkan dengan faktor perilaku, lingkungan (sosial, ekonomi, budaya, politik), dan pelayanan kesehatan. Dengan kata lain, stunting merupakan masalah yang sebenarnya bisa dicegah.
Salah satu fokus pemerintah saat ini adalah pencegahan stunting. Upaya ini bertujuan agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global. Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting, yaitu perbaikan terhadap pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih.
Banyak tantangan bagi dunia pendidikan saat ini. Pendidikan PAUD diharapkan bisa mempersiapkan anak didik menjadi generasi penerus yang gemilang. Ditambah dengan Tahfidz usia dini yang juga diharapkan dapat melengkapi pendidikan Paud. Sambil bermain anak anak kita sudah hafal Al Quran. (u)