PADANG, METRO–Payakumbuh Local Brand 2024 akan kembali digelar. Rencananya, event ini diadakan pada 30-31 Agustus dan 1 September 2024 di GOR M Yamin Payakumbuh. Pada tahun ini mengangkat tema Heritage of Diversity.
Dalam event tersebut menampilkan karya terbaik dari 36 fashion desainer lokal dan nasional yang mengangkat wastra baru Batik Payakumbuh. Kemudian lomba fashion design, lomba make up, workshop fashion industri kreatif, dan bazar diikuti 50 UMKM fashion kriya, kuliner, dan aksesoris.
“Diselenggarakan sejak tahun 2022, pada tahun 2024 merupakan penyelenggaraan ke-3. Ajang ini menjadi wadah bagi para fashion desainer untuk mengembangkan dan mempromosikan karya terbaik mereka,” kata Pj Ketua Dekranasda Kota Payakumbuh Elfriza Zaharman, saat Press Conference Payakumbuh Local Brand 2024 di Hotel Santika Premiere Padang, Sabtu (27/7).
Ia menjelaskan aspek unik dari Payakumbuh Local Brand tersebut, fashion berkelanjutan dan beretika. Turut mempromosikan penggunaan tekstil dan kriya buatan tangan perajin lokal.
“Salah satunya penggunaan wastra baru Batik Payakumbuh. Batik tersebut telah diluncurkan pada HUT ke-53 Kota Payakumbuh pada Desember tahun lalu,” ungkap Cece Rida—panggilan akrabnya.
Batik payakumbuh ini, sebut Cece Rida, memiliki enam motif dengan masing-masing filosofi. Yakni daun kumbuah, bungo payau, saik galamai, bareh randang. Kemudian kue bolu ikan ikan badulang lenggek tigo dan lambak ampek lengek.
“Di sinilah letak beda motif batik payakumbuh dengan batik lainnya yang ada,” tuturnya didampingi Kadis Nakerin Payakumbuh Yunida Fatwa dan Kadis Parpora Payakumbuh Nofriwandi Eka.
Ia berharap melalui Payakumbuh Local Brand ini, batik payakumbuh go nasional dan dapat diterima dengan baik oleh pecinta fashion. “Event Payakumbuh Local Brand pun diharapkan masuk dalam agenda Karisma Event Nusantara (KEN) sama halnya dengan Payakumbuh Botuang Festival,” harapnya.
Pj Ketua Dekranasda Payakumbuh ini mengucapkan terima kasih atas dukungan Pemko Payakumbuh, dana pokok pikiran Wakil Ketua DPRD Payakumbuh Wulan Denura dan sponsor. “Mudah-mudahan ajang ini tidak hanya mendukung ekonomi lokal. Tapi juga melestarikan teknik pembuatan kain tradisional,” tutur Cece Rida.
Ia juga mengungkapkan sebelum Payakumbuh Local Brand ini, awal Agustus mendatang desainer Payakumbuh Berry Mirsha akan mengikuti MUFFEST dengan rancangannya menggunakan wastra Payakumbuh di Jakarta. Kemudian Oktober mendatang, desainer Feymil Chang dan Hilman Samudera akan mengikuti Jakarta Muslim Fashion Week.
“Dan bulan yang sama, desainer Nasional Fomalhaut Zamel akan mengikuti Indonesia International Modest Fashion Festival di Jakarta dengan menampilkan desain tenun balai panjang dan batik payakumbuh,” ungkapnya.
Wakil Ketua DPRD Payakumbuh Wulan Denura mengatakan DPRD Payakumbuh turut mendukung Payakumbuh Local Brand ini. Hal tersebut sesuai dengan aspirasi diterimanya dua tahun lalu akan kreativitas para desainer lokal Payakumbuh. Apalagi mereka terhambat berkarya karena pandemi Covid-19.
“Makanya melalui wadah iven ini kreativitas para desainer dapat tersalurkan dengan menonjolkan produk lokal yakni batik payakumbuh,” tutur politisi Gerindra ini.
Pemilik brand Hawa Design itu mengatakan melalui Payakumbuh Local Brand ini mampu menjadikan Kota Payakumbuh sebagai pusat mode di Sumbar. Serta membangkitkan kriya tenun serta batik payakumbuh.
“Tentunya membutuhkan kolaborasi antara jejaring komunitas fashion desainer, brand lokal maupun nasional dengan pemerintah daerah,” ucapnya.
Sementara itu, Kabid Pemasaran Dinas Pariwisata Sumbar Fajri Hidayat mengatakan Dinas Pariwisata Sumbar mengapresiasi Payakumbuh Local Brand 2024. Pasalnya, ajang ini sebagai wadah para pelaku ekonomi kreatif unjuk gigi.
“Apalagi pelaksanaan event ini berangkat dari komunitas. Kalau komunitas mempunyai ide dalam penyelenggaraan suatu event, ada atau tidak ada anggaran tetap jalan. Beda dengan pemerintah daerah yang punya ide, jika tidak ada anggaran tidak akan jalan tentunya,” ucapnya.
Ia berharap desainer dari Payakumbuh melompat lebih tinggi. “Dan mampu memberikan kontribusi dalam membangkitkan kriya tenun dan batik payakumbuh tentunya,” tukasnya. (rom)