BUKITTINGGI, METRO – Guna meningkatkan taraf hidup keluarga penerima manfaat melalui akses layanan pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan sosial. Sehingga mengurangi beban pengeluaran dan peningkatan pendapatan keluarga miskin dan rentan miskin. Serta menciptakan perubahan perilaku dan kemandirian keluarga penerima manfaat dalam mengakses layanan kesehatan dan pendidikan serta kesejahteraa sosial.
Pemerintah melalui Program Keluarga Harapan (PKH) memberikan bantuan kepada keluarga miskin yang berdasarkan Basis Data Terpadu. Demikian Walikota Bukittinggi Ramlan Nurmatias pada saat me-launching Program Keluarga Harapan (PKH) yang mengambil tema “Melalui PKH Kita Wujudkan Keluarga Sejahtera” bertempat di halaman Perpustakaan Nasional Bung Hatta Bukittinggi, Jumat (1/3).
Di samping dihadiri penerima PKH, juga terlihat hadiri yang mewakili Kapolres Bukittinggi, Kadis. Sosial Sumbar, Kepala SKPD, Camat dan Lurah, Ketua DW Persatuan, Ketua LKAAM, Bundo Kanduang dan undangan lainnya.
Wali Kota Ramlan Nurmatias mengatakan, PKH merupakan program pemerintah untuk mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial dengan pemberian bantuan bersyarat kepada keluarga miskin atau sesorang miskin. Sehingga rentan yang terdaftar dalam data terpadu program penanganan fakir miskin dengan syarat-syarat terdaftar dalam DPT, ada ibu hamil/anak balita, anak sekolah SD, SLTP, SLTA, Lansia di atas 60 tahun serta disabilitas berat.
”Untuk itu kita berterima kasih kepada pemerintah pusat yang telah banyak memberikan program untuk kesejahteraan masyarakat di daerah, bagi yang menerima bantuan berhematlah jangan beli keinginan tapi sesuai kebutuhan. Bagaimana kita tinggalkan kemiskinan itu, kepada Lurah agar mengawasi apabila sudah ada yang mampu nantinya jangan dimasukkan lagi, kepada Dinas Pendidikan harus memastikan tidak ada anak Bukittinggi yang tidak bersekolah serta pada Dinas Kesehatan agar tidak ada anak di Bukittinggi yang mengalami gizi buruk,” ujar Ramlan.
Wali kota juga mengapresiasi kepada keluarga yang dulunya menerima PKH sekarang tidak lagi mau menerima bantuan tersebut, “Saya melihat ada kejujuran di masyarakat kita, ini luar biasa,” kata Ramlan.
Dimana pada tahun 2018 jumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) sebanyak 114 KPM dan pada tahun 2019 jumlah KPM yang keluar sebanyak 53 KPM sehingga total jumlah KPM PKH yang sudah keluar sebanyak 167 KPM.
Sementara, Kepala Dinas Soisal Bukittinggi Ellia Makmur mengatakan, untuk tahun 2019 selain program PKH, program yang paling menjadi perhatian utama adalah program pemberdayaan fakir miskin melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE).
”Tahun 2019 kota Bukittinggi mendapat bantuan 50 KUBE, sehingga jumlah KUBE yang ada saat ini mencapai 125 kelompok. Program KUBE memberikan sumbangan yang cukup besar bagi peningkatan pendapatan keluarga. Sehingga mempercepat masyarakat keluar dari kemiskinan, disamping itu pada tahun ini Bukittinggi juga menjadapatkan bantuan program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RS-RUTILAHU) sebanyak 50 rumah yang diharapkan dapat mewujudkan ruah layak huni sehingga meningkatkan kesehatan dan kenyamanan,” ujar Ellia.
Kemudian Ellia menjelaskan, jumlah bantuan yang dikucurkan untuk Kota Bukittinggi tahun ini PKH untuk 1.539 KK sebesar Rp.8.989. 800.000 BPNT untuk 2.896 KK sebesar Rp.3.822.720.000 untuk Rutilahu sebanyak 50 rumah sebesar Rp.750.000. 000 dan untuk KUBE 50 kelompok sebesar Rp. 1.000.000.
Pada kesemptan tersebut Walikota Bukittinggi juga memberikan Piagam Penghargaan kepada anak-anak berprestasi Keluarga Penerima Manfaat PKH, Isra Aini Fahira (Juara 2 Bulu Tangkis Tingkat Nasional), Nurul Amanda (Juara 2 Lomba Pidato SMA Tingkat Sumbar), Laila Rahmi (Juara 1 Lomba Solo Song se Sumbar), Rangga Tri Sakti (Juara I Tim Basket tingkat Sumbar).
Kemudian, M.Lukman Daud (Juara harapan 1 lomba permainan tradisional), Dinda Amelia (Juara 3 Atletik Porsadin tingkat Sumbar), Yoga Pratama (Juara 1 Lomba Pop Minang se Sumbar) dan Rangga Cahya Ramadhan (juara 3 Kejuaraan Inkanas Sumbar).
Di samping itu juga diberikan sertifikat Graduasi Mandiri kepada keluarga penerima manfaat PKH yang telah meningkat pendapatannya dan keluar dari penerima PKH secara mandiri yang penerimaannya diwakili Rahmi Hayati Nufus (Kel.Kubu Guai Bancah), Nurmaneli (Kel.Birugo) dan Reni Deswita (Kel.Pakan Labuah). (u)