Seribuan Jamaah Padati Shalat Idul Adha 1445 H di Semen Padang

FOTO BERSAMA— Jajaran manajemen PT Semen Padang, Direktur Operasi PT Semen Padang, Pri Gustari Akbar, Direktur Keuangan & Umum PT Semen Padang, Oktoweri, berfoto bersama usai pelaksanaan shalat Idul Adha 1445 Hijriah, di Masjid Raya Jabal Ramah PT Semen Padang, Senin (17/6) pagi.

PADANG, METRO–Takbir dan takhmid berkumandang di Masjid Raya Jabal Ramah PT Semen Padang menyambut datangnya Hari Raya Idul Adha 1445 H, Senin (17/6) pagi. Seribuan jamaah yang mayoritas merupakan masyarakat di lingkungan perusahaan PT Semen Padang, telah memenuhi masjid terbesar di Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang itu sejak pukul 07.30 WIB.

Nampak hadir Manajemen PT Semen Padang, Direktur Operasi PT Semen Padang, Pri Gustari Akbar, Direktur Keuangan & Umum PT Semen Padang, Oktoweri, Komisaris Kharul Jasmi, serta ratusan karyawan Semen Padang Group beserta keluarganya. Bertindak sebagai Khatib adalah Ustadz Syahrial, MA, dan Imam Ustadz Rico Febrianto, S.Pdi.

Shalat Idul Adha itu sejatinya akan digelar di Plaza Kantor Pusat PT Semen Padang. Namun, hujan lebat yang mengguyur Kota Padang, panitia pelaksanaan Salat Idul Adha yang terdiri dari Panitia Tetap Syiar Agama Islam PT Semen Padang bersama Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Kelurahan Indarung, kemudian memindahkan pelaksanaan Salat Idul Adha ke Masjid Raya Jabal Ramah PT Semen Padang.

Direktur Operasi PT Semen Padang Pri Gustari Akbar dalam Sambutannya menyampaikan, Hari Raya Idul Adha adalah momen istimewa yang mengingat­kan pada nilai-nilai pengorbanan, kesabaran dan keikhlasan. Hari Raya Idul Adha juga mengenang kisah Nabi Ibrahim AS yang menunjukkan ketundukan dan ketaatan yang luar biasa kepada Allah SWT, serta kisah Nabi Ismail AS yang dengan ikhlas menjalankan perintah Allah SWT.

“Makna Hari Raya Idul Adha mengajarkan kita tentang pentingnya pengorbanan untuk tujuan yang lebih besar. Dalam konteks pekerjaan kita, hal ini mengingatkan kita bahwa terkadang kita harus berkorban untuk mencapai tujuan yang lebih besar, baik itu dalam bentuk waktu, tenaga, atau sumber daya. Selain itu, kita juga dapat mengambil makna kebersa­maan dan kepedulian pada Hari Raya Idul Adha ini,” katanya.

Pada momen Hari Raya Idul Adha ini, umat muslim diajak untuk berbagi dengan sesama, khususnya dengan mereka yang membutuhkan. Semangat kebersamaan ini tentunya sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari di tempat kerja. “Maka dari itu, mari kita aplikasikan semangat kebersamaan ini dengan meningkatkan kolaborasi dan saling men­dukung di antara kita,” tuturnya.

Pada Idul Adha 1445 H tahun ini, sebutnya, PT Semen Padang yang merupakan bagian dari SIG juga membagikan sebanyak 33 ekor sapi kurban yang diserahkan kepada masyarakat di Lubuk Kilangan, Pauh, dan Lubuk Begalung, termasuk untuk daerah perwakilan PT Semen Padang di Dumai, Lampung, Aceh dan Bengkulu. Penyerahan hewan kurban ini merupakan sebagai bentuk kepedulian perusahaan melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Ling­kungan (TJSL) kepada masyarakat lingkungan.

“Penyerahan sapi kurban ini merupakan salah satu agenda rutin perusahaan tiap tahunnya. Bagi PT Semen Padang sendiri, penyerahan sapi kurban ini juga sebagai upaya dalam melaksanakan syiar agama Islam di lingkungan perusahaan. Diharapkan, pembagian sapi kurban ini dapat mempererat silahturahmi antara PT Semen Padang dengan masyarakat lingkungan,” katanya.

Keteladanan Nabi Ibrahim dan Keluarganya

Sementara itu, Khatib Shalat Idul Adha Ustaz Syahrial, MA dalam khutbahnya menyampaikan ceramah tentang keteladanan Nabi Ibrahim dan Keluarganya. Kata dia, keluarga Nabi Ibrahim AS adalah keluarga yang saleh. Kesalehan tidak akan dicapai kecuali dengan ilmu dan amal. Tanpa ilmu, seseorang tidak akan mampu beramal dengan benar sesuai tuntutan syariat.

Ustaz Syahrial yang juga Ketua Lembaga Pen­didikan Ma’arif Sumbar itu menyampaikan, ada banyak sekali sisi kesalehan keluarga Nabi Ibrahim yang dapat diteladani. Di antaranya, Nabi Ibrahim sangat kuat memegang teguh aqidah dan syariat. Allah SWT berfirman dalam Surat Ali ‘Imran ayat 67 yang artinya “Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan pula seorang Nasrani, melainkan dia adalah seorang yang memegang teguh Islam. Dia bukan pula termasuk golongan orang-orang musyrik”.

Nabi Ibrahim sebagai mana nabi-nabi yang lainnya adalah ma’shum (selalu dijaga Allah) dari kufur dan syirik. Nabi Ibrahim tidak pernah sedikitpun meragukan ketuhanan Allah. “Beliau tidak pernah menyembah selain Allah, tidak pernah menyembah bulan, bintang dan matahari. Nabi Ibrahim tidak pernah meragukan sifat qudrah (Mahakuasa) Allah SWT, dan beliau tidak pernah berdusta dalam setiap ucapannya,” ujarnya.

Di akhir khutbah tersebut, Ustaz Syahrial menyam­paikan bahwa berbagai kisah inspiratif dan religius dari Nabi Ibrahim dan keluarganya itu, diharapkan dapat menjadi teladan bagi semua jamaah salat Idul Adha di Masjid Raya Jabal Rahmah PT Semen Padang. Bukan hanya dalam melaksanakan ibadah kurban semata, tetapi juga dalam melaksanakan semua perintah Allah SWT.

“Semoga Allah SWT menganugerahkan kepada kita semua kekuatan untuk meneladani kesalehan Nabi Ibrahim dan keluarganya. Mari kita ambil hikmah dan pelajaran dari Idul Adha ini, dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari,” pungkas Ustadz Syahrial. (ren)

Exit mobile version