Kejar Target Nasional, Perlu Kerja Ekstra Turunkan Stunting

Kepala DSPPKBPPPA, Drs Osman Bin Nur.

Angka prevalensi stunting Kota Padangpanjang, berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 mencapai 15,8 persen, turun 1 persen dari 16,8 persen pada tahun 2022.

Penurunan ini masih belum memenuhi target nasional 14 persen. Oleh sebab itu diperlukan u­paya ekstra tahun ini yang merupakan tahun terakhir Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

Plh Winarno mengatakan, penurunan yang ingin dicapai pada 2024 adalah 1,8 persen, hampir dua kali lipat dari capaian 2023. Untuk mencapai itu diperlukan upaya yang se­ti­daknya juga dua kali lipat dari 2023.

Adapun strategi jangka pendek, fokus mengintervensi anak stunting agar keluar dari status stunting. Caranya dengan memastikan anak stunting mendapatkan asupan gizi cukup melalui berbagai program, seperti  Basun­ting (Bapak Ibu Asuh Anak Stunting-red), Dapur Sehat dan lainnya.

Kemudian strategi jang­ka panjang, melakukan program pencegahan sedini mungkin. Mening­katkan kualitas penyiapan kehidupan berkeluarga. Meningkatkan penyuluhan pola asuh. Me­ning­katkan akses dan kualitas air minum dan sanitasi. Serta meningkatkan kemampuan ekonomi keluarga.

Kepala Perwakilan BKKBN Sumbar diwakili Ketua Tim Kerja Ketahanan Keluarga dan Pencegahan Stunting, Dafid Arga, mengapresiasi Pemko Pa­dangpanjang melaksanakan kegiatan Rakor TPPS. Menurutnya hal ini merupakan wujud nyata keseriusan Pemko menurunkan angka prevalensi stunting.

Dirinya berharap konvergensi Kota Padangpanjang semakin kokoh guna menurunkan angka stunting, dengan melakukan evaluasi pelaksanaan kinerja  TPPS Kota, Kecamatan, hingga Kelurahan. Semua harus dibahas pada forum koordinasi TPPS.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial PPKBPPPA, Drs. Osman Bin Nur, M.Si menyampaikan tiga hal yang mesti diperhatikan terhadap pencegahan stunting. Yaitu perbaikan pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih.

“Seringkali masalah non kesehatan menjadi akar permasalahan stunting.  Baik itu masalah ekonomi, politik, sosial, budaya, kemiskinan, ku­rangnya pemberdayaan perempuan serta masa­lah degradasi lingku­ng­an,” sebutnya.

Pada saat itu juga dilaksanakan penyerahan Alat Teknologi Tepat Guna (ATTG) untuk kelompok Usaha Peningkatan Pen­dapatan Keluarga Akseptor (UPPKA) Kelurahan Ngalau dan Kelurahan Pasar Baru dari BKKBN Provinsi Sumbar. Dilanjutkan dengan Penandata­nganan Komitmen Bersama Percepatan Penuru­nan Stunting. (rmd)

Exit mobile version