Gubernur Sumbar Berjibaku Tangani Bencana

Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah mendampingi Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang meninjau lokasi bencana banjir lahar dingin di Bukit Batabuah Kabupaten Agam

Bencana banjir ban­dang, banjir lahar dingin dan longsor yang terjadi di Kabu­paten Agam, Tanah Datar dan Kota Padang Panjang, menjadi tanggungjawab yang cukup berat yang harus dipikul oleh Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansha­rullah dan Wakil Gubernur (Wagub), Audy Joinaldy.

Bencana di tiga daerah di Sumbar itu, selain menimbulkan korban jiwa, juga dampak kerusakan infrastruktur yang cukup parah. Dampak keru­sa­kan infrastruktur yang terparah adalah terputusnya akses jalan utama di Lembah Anai Kabu­paten Tanah Datar.

Data hingga 20 Mei 2024, Badan Penanggulangan Ben­cana Daerah (BPBD) Sumbar, kerugian sementara akibat bencana mencapai Rp108,38 miliar. Bencana di Sumbar pada Sabtu (11/5) lalu mengakibatkan 61 orang meninggal, 11 orang masih pencarian. Bencana juga berdampak ribuan orang harus mengungsi. Data sementara di Agam sebanyak 196 jiwa me­ngung­si, Padang Panjang (291 orang), di Tanah Datar (3.030 orang). Warga mengungsi juga terjadi di Padang Pariaman sebanyak 35 KK.

Bencana juga meng­akibat­kan kerusakan parah pada pemukiman warga, sekolah, tempat ibadah, puskesmas hingga putusnya sejumlah ruas jalan dan jembatan.

Sebagai orang nomor satu di Sumbar, Mahyeldi dengan keikhlasannya, mengambil peran tanggungjawab yang berat itu sejak hari pertama pasca­ben­cana. Siang malam Mahyeldi ber­jibaku mendatangi lokasi bencana, meninjau dan memastikan korban bencana ditangani. Termasuk juga me­mas­tikan proses evakuasi kor­ban meninggal dan pencarian korban yang hilang, agar mak­simal. Termasuk pemulihan infras­truktur dilakukan secepat­nya.

Untuk memastikan korban bencana dapat ditangani de­ngan baik, Mahyeldi meminta seluruh RSUD, khususnya RSUD Acmad Mochtar agar menerima pasien korban ben­cana tanpa dipungut biaya se­persen pun dan berikan pela­yanan yang maksimal.

Kepedulian terhadap kor­ban bencana dibuktikan Mah­yeldi, saat secara spontan dalam perjalanannya meninjau lokasi bencana, nekat langsung turun ke jurang di Sitinjau Lauik mengevakuasi korban bencana longsor yang kendaraannya masuk jurang.

Dalam upaya penanganan bencana, Mahyeldi meng­instruk­sikan jajaran OPD lingkup Pemprov Sumbar turun ke lokasi bencana, mendirikan pos-pos penanggulangan ben­cana untuk menangani korban bencana, menggalang dan memastikan bantuan datang cepat, mendiri­kan dapur umum untuk korban bencana terpe­nuhi.

Melalui rapat-rapat kordi­nasi setiap hari hingga tengah malam, Mahyeldi melakukan evaluasi setiap penanganan bencana, jam demi jam, hari demi hari. Bahkan, agar akses ke lo­kasi bencana di tiga daerah lebih dekat dan untuk lebih dekat dengan korban bencana, Mah­yeldi rela berpindah kantor ke Istana Bung Hatta di Kota Bu­kittinggi.

Sebagai perwakilan peme­rintah pusat di daerah, Mahyeldi aktif membangun komunikasi, koordinasi, sinergi dan kolaborasi dengan peme­rintah pusat untuk membantu penanganan bencana di Sum­bar. Termasuk juga menga­lang ban­tuan dari BUMN, BUMD, swasta dan Peran­tau Minang dan provinsi te­tang­ga.

Melalui rapat-rapat kor­dinasi dengan pemerintah pusat, Mahyeldi me­la­por­kan per­kem­ba­ngan kondisi bencana di Sumbar kepada pemerintah. Apa yang dilakukan Mahyeldi tersebut me­nimbulkan simpati dan empati pe­me­rintah pu­sat. Se­jum­lah menteri datang ke Sumbar melihat kondisi lang­sung di lokasi ben­cana. Se­jum­lah ban­tuan me­ngal­ir dari pe­me­rintah pu­­sat.

Sebut saja, Kepala Badan Nasional Pe­nang­gulangan Ben­cana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, S.Sos.,­ ­­M.M datang ke lokasi bencana dan menetap­kan status tang­gap darurat selama 14 hari dan meng­koor­dinir, Basar­nas, TNI, Polri, ke­mente­rian dan seluruh pihak ikut terlibat pe­nanganan ben­cana semala masa tanggap da­rurat. Juga ada kunjungan Kepala BMKG Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc. Ph.D ke Sumbar rapat bersama Mah­yeldi menyam­pai­kan po­tensi bencana yang per­lu diwas­padai dan diantisi­pa­si.

Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto juga datang ke Sumbar menyalurkan ban­tuan 17 truk , yang isinya berupa 20 ton beras, 10 ribu dus mie instan, 600 pasang sepatu booth, 3 ribu selimut serta 3 ribu perlengkapan mandi untuk korban bencana.

Menteri Sosial, Tri Risma­hari­ni datang ke lokasi banjir lahar dingin di Nagari Bukit Batabuah Kabupaten Agam, mengecek langsung respons penanganan dan semua fasilitas di pengungsian. Kementerian Sosial menye­dia­kan fasilitas lengkap, mulai dari tenda-tenda pengungsian, tandon air (toilet umum), logistik, kasur, hingga selimut. Juga ada ten­da laya­nan kesehatan, psi­ko­sosial untuk anak-anak, tenda lati­han vokasi dan tenda iba­­dah.

Juga ada Menteri Perta­nian, Andi Amran Sulaiman yang datang ke lokasi bencana. Ada 2 ribu hektar la­han pertanian terdam­pak bencana. Andi Amran memas­tikan, mengalokasikan ban­­tuan Rp33,34 mi­liar untuk memu­lih­kan sek­­tor per­tanian pas­ca­­ben­cana ban­jir dan ban­jir ban­dang di Sum­­­bar. Bantuan un­­tuk per­tanian di Sum­bar agar dire­ha­­bilitasi kem­bali. Ban­tuan itun berupa benih, pupuk, dan alat me­sin pertanian un­tuk memulihkan la­­­han pertanian yang rusak akibat bencana.

Menteri Kelau­tan dan Pe­rika­nan (KKP) Wahyu Treng­­­gono juga me­nya­lur­kan bibit ikan pem­bu­di­daya ikan di lokasi ben­cana dan bantuan lainnya untuk korban bencana.

Wagub Sumbar, Audy Join­al­­dy menyebut, kedatangan sejumlah meteri dan pejabat tinggi nasional ke Sumbar pascabencana, mengindikasi­kan betapa besarnya perhatian pemerintah pusat terhadap masyarakat Sumbar.

Tidak hanya komunikasi koordinasi dan kolaborasi dengan pemerintah pusat. Mahyeldi membawa sejumlah Kepala OPD Pemprov Sumbar “jemput bola” mendatangi Komisi V DPR RI di Jakarta, (Kamis (16/5) untuk beraudiensi de­ngan wakil rakyat tersebut.

Dalam pertemuan itu, Mah­yeldi memohon dukungan mem­percepat pembangunan Sabo Dam penahan aliran lahar dingin Gunung Marapi, hingga pem­bangunan sejumlah infrastruktur strategis bagi Sumbar lainnya, yakni, pem­bangu­nan Fly Over Sitinjau Lauik serta percepatan pem­ba­ngu­nan tol Padang-Pe­kan­baru seksi Padang-Sicin­cin-Bukit­tinggi-Limapuluh Kota.

Mahyeldi juga mengajukan permohonan penanganan bencana di Sumbar langsung kepada Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) saat kun­jungan­nya ke lokasi terdampak ben­cana di Nagari Bukik Bata­buah Kabupaten Agam, Selasa (21/5) lalu.

Permohonan Mahyeldi tersebut mendapat respon positif. Jokowi menginstruksikan Kementerian PUPR segera memulai membangun minimal enam unit Sabo Dam di Gunung Marapi pada tahun ini juga. Menurut Jokowi, berdasarkan hitungan Kementerian PUPR, untuk meminimalisir risiko banjir bandang lahar dingin Gunung Marapi di masa mendatang, dibutuhkan 56 unit Sabo Dam.

Jokowi menilai, pe­na­nga­nan bencana oleh pe­merintah daerah sudah berjalan dengan baik. Mulai dari proses eva­kuasi korban, penanganan pe­ngungsi, hingga pembangunan jalan dan jembatan darurat. “Kemudian juga untuk rumah yang rusak ada 625 rumah, baik rusak berat, sedang maupun ringan, Yang rusak berat ada 159 rumah, sudah terdata semuanya,” kata Jokowi.

Dari 159 rumah penduduk yang rusak berat, kata  Jokowi, 100 pemilik rumah di antaranya sudah setuju untuk direlokasi atau dipindahkan ke tempat lebih aman. Sementara sisanya masih dalam proses. Jokowi me­me­rin­tah­kan Kementerian PUPR se­gera memulai pembangunan­nya.

Jokowi juga menyatakan, sampai saat ini petugas masih terus mengupayakan proses pencarian bagi para korban yang masih hilang. Sementara logistik harian pengungsi cukup untuk tiga minggu ke de­pan.­(AD.ADPSB)

Exit mobile version