Digunakan untuk Bangun SD Hancur Akibat Bencana, Dana Rp450 Juta Terkumpul saat Pertemuan MRPTNI dan Festival Kebangsaan di UNP

PADANG, METRO–Kegiatan pertemuan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI), Festival Kebangsaan dan Konser Amal yang digelar 17 hingga 19 Mei 2024 di Universitas Negeri Padang (UNP), berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp450 juta untuk penanganan bencana di Sumatera Barat (Sumbar).

“Targetnya Rp600 juta. Terkumpul Rp450 juta sampai sore ini. Terdiri dari bantuan dari rektor perguruan tinggi negeri yang hadir sebesar Rp300 juta. Juga ada bantuan dari Menteri Pertanian sebesar Rp150 juta. Kita optimis sampai akhir kegiatan malam nanti bisa terpenuhi. Jika tidak kita di MRPTNI siap memenuhi,” ungkap Rektor Universitas Negeri Padang (UNP), Prof Ganefri, P.hD, saat kegiatan Focus Group Discusion (FGD) terkait strategi pembangunan bidang perguruan tinggi, Sabtu 18/5) di Auditorium UNP.

Dana bantuan yang terkumpul ini menurutnya, akan digunakan untuk membangun SD yang rusak akibat banjir bandang di Koto Tuo Agam. “Kita akan koordinasikan secepatnya untuk bangun SD di Koto Tuo Agam yang runtuh rata dengan tanah. Untuk pembangunannya nanti akan habiskan dana Rp600 juta,” terangnya.

Ganefri mengatakan, MRPTNI saat ini anggotanya terdiri dari 146 perguruan tinggi negeri, 76 perguruan tinggi akademik, 44 perguruan tinggi politeknik negeri 24 Universitas Islam Negeri. “Yang hadir hari ini rektor perguruan tinggi di bidang akademik. Yang hadir 80 rektor,” terang Ganefri.

Tampil sebagai pemateri saat kegiatan FGD tersebut, Menteri Pertanian (Mentan) RI, Andi Amran Sulaiman, Dirjen Dikti Ristek, Kementerian Pendidikan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Abdul Haris dan Deputi Pencegahan dan Monitoring KPK, Pahala Nainggolan.

Pada kesempatan FGD tersebut juga dilaksanakan penandatangan nota kesepahaman (Mou) antara UNP dengan berbagai pihak. Ada tiga MoU yang ditandatangani. Yakni, UNP dengan Balai Litbang Kementerian Pertanian. Kemudian UNP dengan perusahaan pengelola tambang di Morowali, yang merupakan perusahaan besar yang produksi baterai.

“Melalui MoU ini terjalin komitmen, pihak perusahaan di Morowali tersebut memberikan beasiswa pendidikan S2 dan S3 kepada UNP. Juga ada kesempatan magang di industri di Morowali,” terangnya.

Pada kesempatan itu, juga dilaksanakan launching Kelompok Tani Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia. Ada tiga kelompok tani mahasiswa perguruan tinggi yang dilaunching, yakni, UNP, Universitas Andalas (Unand) dan Politani.

“Hadirnya kelompok tani mahasiswa ini sebagi bentuk dukungan perguruan tinggi negeri terhadap program ketahanan pangan yang dilaksanakan pemerintah. “Kita berikan kontribusi riset dan bidang ketahanan pangan untuk kolaborasi mahasiswa dengan masyarakat,” terangnya.

Pada rangkaian kegiatan pertemuan MRPTNI ini juga ada digelar dialog kebangsaan yang bertujuan menumbuhkan nasionalisme. Juga ada muhasabah doa bersama dan konser amal yang digelar malam hari untuk mengumpulkan donasi bantuan untuk korban bencana.

Ancaman Krisis Pangan

Pada kesempatan FGD di hadapan 80 rektor dan ratusan mahasiswa dari UNP dan perguruan tinggi lainnya di Indonesia itu, Mentan RI Andi Amran Sulaiman memotivasi mahasiswa yang hadir melalui cerita pengalaman hidupnya dari orang susah hingga menjadi sukses saat ini.

Andi Amran Sulaiman juga mengajak seluruh rektor agar berkolaborasi melanjutkan program Merdeka Belajar. Bahkan, jika seandainya kalau tidak ada kementerian yang mendukung program ini, Kementerian Pertanian siap mempelopori.

Menurutnya, pangan sangat penting dan strategis bagi kelangsungan bangsa dan negara. Bahkan, Presiden RI pertama, Bung Karno dalam pidatonya saat groundbreaking Perguruan Tinggi Institute Pertanian Bogor (IPB) menegaskan, mati dan hidupnya bangsa tergantung dari pangan. Pentingnya pangan menurut Andi Amram Sulaiman berdasarkan pengalaman saat krisis kesehatan pada waktu pandemi Covid-19.

“Ada krisis kesehatan Covid-19, namun mengatasinya cukup pakai masker saja selesai. Tapi, jika krisis pangan terjadi, maka mempengaruhi situasi politik dan terjadinya konflik sosial. Bagi kelangsungan pemerintahan, kondisi ini sangat berbahaya,” terangnya.

Andi Amran Sulaiman juga mengungkapkan, saat ini terjadi krisis pangan di dunia. Ada negara yang penduduknya kelaparan, jumlahnya sampai 50 negara. Kondisi ini terjadi karena ada pemanasan global. Untuk menghadapi tantangan ini harus disiapkan dari sekarang.

“Ancaman pangan masuk ke Indonesia dengan adanya Elnino, sehingga Indonesia akan mengalami kekeringan bahkan sampai Juli. Produksi pangan kita mengalami penurunan sampai 4 juta ton. Kita lakukan percepatan, optimalisasi lahan dan siapkan bibi unggul untuk mengatasi kondisi ini,” terangnya.

Indonesia, menurutnya harus jadi lumbung pangan dunia. Karena itu sudah disiapkan dari sekarang. “Dengan jumlah penduduk capai 270 juta kita saat ini sudah impor. Kita impor, negara lain tutup ekspor. Ini yang harus diantisipasi,” ungkapnya.

Kondisi sekarang, menurutnya, Indonesia mengalami defisit anggaran. Alokasi pupuk dikurangi 50 persen, mesin pertanian benih dan irigasi tidak diperbaiki. “Saya sudah keliling 15 provinsi, ada kebijakan yang dibutuhkan di sektor pertanian. Pupuk harus ditambah 100 persen,” tegasnya.

Jika dahulu alokasi pupuk mencapai 9,8 juta ton, bisa berdampak Indonesia swasembada beras sebanyak tiga kali berturut-turut. Saat ini menurutnya, semua kebijakan harus dikembalikan seperti kebijakan dulu. “Kondisi sekarang alokasi pupuk mengalami penurun 4 juta ton. Saya sudah minta dan disetujui Presiden untuk memenuhi kebutuhan pupuk. Kita dapatkan tambahan anggaran Rp33 triliun dan sudah disetujui,” ungkapnya.

Andi Amran Sulaiman juga mengingatkan pentingnya triple helix antara akademisi, pemerintah dan industri untuk berkolaborasi ke depan untuk mewujudkan Indonesia lumbung pangan dunia. Andi Amran Sulaiman menyampaikan, pihaknya saat ini ingin mewujudkan transformasi pertanian tradisional menjadi modern.(fan)

Exit mobile version