“Kita akan salurkan secara parsial dan bertahap bantuan dari BTN sesuai kebutuhan. Karena memang yang dibutuhkan korban bencana saat ini barang- barang konsumtif. Kalau infrastruktur nanti pemerintah yang bangun. Kebutuhan masyarakat saat bencana disuplay dari bantuan ini,” terangnya.
Audy menerangkan, kejadian bencana yang cukup besar kali ini karena Sumbar merupakan daerah etalase bencana. Sebelum bencana banjir bandang, banjir lahar dingin dan longsor saat ini di Kabupaten Agam, Tanah Datar dan Kota Padang Panjang, juga telah terjadi banjir bandang di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) beberapa waktu lalu.
“Kejadian banjir bandang di Pessel bahkan impact (dampak) di Pessel lebih besar, korban meninggal capai 30 orang. Rumah rusak capai 10 ribu rumah. Banjir bandang bahkan berdampak di 13 kecamatan di Pessel. Dampaknya jauh lebih luas,” terangnya.
Sementara bencana yang terjadi di tiga daerah kali ini, jumlah korban jiwa lebih tinggi. Banjir bandang dan longsor terjadi karena dinding tebing dihantam hujan dengan curah yang tinggi. Bahkan dari atas Gunung Marapi turun lahar dingin ke rumah.
“Di Agam dan Tanah Datar, dampak kerusakan infrastrukturnya dan kerusakan rumah warganya lebih luas. Ini kejadian extra ordinary karena tingginya curah hujan di daerah ini,” ungkap Audy.
Hadir saat penyerahan bantuan tersebut, Kalaksa BPBD Sumbar, Rudy Rinaldy, Kepala Dinas Sosial Sumbar, Syaifullah, management dan jajaran BTN. (fan)
















