Mahyeldi mengungkapkan, hingga awal Tahun 2024, Sumbar telah memiliki 338 desa wisata. Mengingat besarnya potensi yang dimiliki, Gubernur mengajak para pelaku usaha pariwisata untuk berjuang dan berkolaborasi bersama pemerintah untuk mengembangkan pariwisata daerah.
“Dengan memanfaatkan potensi desa wisata secara optimal, saya yakin kita dapat mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif, di mana ekonomi tumbuh seiring dengan pelestarian budaya dan lingkungan,” pungkasnya.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata Sumbar, Luhur Budianda menyampaikan melaporkan singkatnya terkait Bimtek Sadar Wisata Bagi Pengelola Desa Wisata bahwasanya kunjungan wisatawan ke Sumbar terus menunjukkan peningkatan yang siginifikan.
“Dari total target angka kunjungan wisata ke Sumbar pada tahun 2023 sebanyak 8,2 juta orang, alhamdulillah kita berhasil mendatangkan sebanyak 11,2 juta orang. Artinya target tersebut terlampaui,” ungkap Luhur Budianda.
Berdasarkan data tersebut, Ia menilai pola pengembangan pariwisata Sumbar melalui program pengembangan Desa Wisata sudah tepat, yang perlu ditingkatkan kedepan hanyalah kesadaran masyarakat. “Pola pengembangannya sudah tepat, PR kita selanjutnya adalah membuat masyarakat menjadi lebih sadar wisata, lebih melayani dan lebih kreatif,” jelas Luhur Budianda.
Dalam pelaksanaan bimtek ini, Dinas Pariwisata Sumbar menghadirkan Dr.Prasasti dari kanwil kemenag Sumbar, Ritno Kurniawan dari pengelola wisata desa nyarai Kab. Padang Pariaman, dan Ferdi Fernando Owner Info Sumbar sebagai narasumber. Harapannya, pengelolaan pariwisata di Sumbar bisa menjadi lebih baik. (fan)