Sumbar Alami Deflasi 0,30 Persen pada April 2024, Adang: Dipicu Turunnya Harga Komoditas Pangan

WAWANCARA-Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumbar, Endang Kurnia Saputra yang akrab disapa Adang saat diwawancarai wartawan.

 PADANG, METRO–Indek Harga Konsu­men (IHK) Provinsi Su­matra Barat kembali me­ngalami deflasi pada April 2024 setelah bulan sebelumnya mengalami inflasi. Berdasarkan berita resmi Badan Pusat Statistik (BPS), IHK Provinsi Sumbar me­ngalami deflasi sebesar 0,30 persen month to month (mtm) pada April 2024.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumbar, Endang Kurnia Saputra mengatakan, komoditas Utama yang memengaruhi per­kembangan harga tersebut adalah turunnya harga berbagai komoditas pa­ngan.

“Pada April Sumbar  mengalami deflasi setelah bulan sebelumnya me­ngalami inflasi, disebabkan turunnya Harga sejumlah komoditas pangan,” ung­kap Endang yang akrab disapa Adang melalui siaran pers, Jumat (3/5).

Secara tahunan, Adang menyebutkan pada April 2024, Sumbar tercatat me­ngalami inflasi sebesar 3,81 persen year on year (yoy). Kondisi itu lebih rendah disbanding bulan Maret 2024 yang mengalami inflasi 3,93 persen yoy.

“Secara spasial Kota Padang dan Kabupaten Pasaman Barat mengalami deflasi sementara Kota Bukittinggi dan Kabupaten Dharmasraya mengalami realisasi inflasi rendah. Kota Padang mencatatkan deflasi 0,26 persen mtm dan Kabupaten Pasaman Barat deflasi 0,80 persen mtm,” ungkapnya.

Ditambahkan Adang, sedangkan Kabupaten Dhar­masraya mengalami inflasi rendah yakni sebesar 0,03 persen mtm, lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang sebesar 0,91 persen mtm. Kota Bukittinggi mencatatkan inflasi 0,22 persen mtm, lebih rendah disbanding bulan sebelumnya yang sebesar 1,00 persen mtm.

“Secara tahunan seluruh kabupaten dan kota penghitung inflasi di Sumbar mengalami inflasi, di mana Kota Padang inflasi sebesar 3,20 persen, Bukittinggi 3,70 persen, Pasaman Barat 5,52 persen dan Dharmasraya 4,63 persen yoy,” ulasnya.

Adang menuturkan, def­lasi pada April 2024 di Sumbar terutama dipe­ngaruhi oleh kelompok makanan minuman dan tembakau yang mengalami deflasi sebesar 1,75 per­sen mtm dan memberikan andil -0,60 persen. Ditopang oleh turunnya Harga cabai akibat masuknya cabai luar provinsi dan peningkatan produksi di sentra lokal.

“Kelompok penyumbang deflasi selanjutnya adalah kelompok perleng­kapan peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga serta kelompok rekreasi, olahraga adan budaya dengan deflasi masing-masinf 0,03 persen mtm,” kata dia.

Menurut Adang, deflasi lebih dalam tertahan terutama oleh inflasi kelompok transportasi dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya. Kelompok transportasi mengalami inflasi sebesar 1,47 persen mtm dipengaruhi kenaikan tarif angkutan Udara, ang­kutan antar kota, kenda­raan travel dan rental. “Ini dipengaruhi oleh pening­katan mobilitas pada periode libur lebaran Idul Fitri 1445 H,” tuturnya.

“Komitmen Tim Pe­ngen­dali Inflasi Daerah (TPID) Sumbar agar inflasi tetap terkendali dan berada di sekitar batas atas target 2,5+1 persen yoy. U­paya yang dilakukan an­tara lain gerakan pasar murah, sidak pasar serta intensifikasi distribusi komoditas pangan dan sebagainya,” tutupnya. (rgr)

Exit mobile version