Sebelumnya, Pemkab Pasbar bersama Balitbang Sumbar telah mengunjungi petani pengrajin gula merah di Kecamatan Sungai Aur, Kabupaten Pasaman Barat. Dari kunjungan tersebut diketahui bahwa hasil olahan pohon kelapa sawit yang sudah ditumbang untuk menjadi gula merah di Sungai Aur masih tegolong kurang maksimal, karena dari sepuluh kali percobaan hanya satu kali yang berhasil menjadi gula merah.
Sementara itu, Plt. Kepala Bappelitbangda Pasbar, Ikhwanri menyampaikan keinginannya untuk bisa menghasilkan suatu kajian bersama dengan Balitbang Provinsi Sumbar dalam meningkatkan produktivitas petani sawit di Kabupaten Pasaman Barat.
“Kami ingin meningkatkan penghasilan petani sawit melalui kajian yang tepat, hingga nantinya pohon sawit yang sudah ditumbang mampu menghasilkan gula merah. Bahkan, hasil uji laboratorium dari UPTD Laboratorium Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat juga sudah keluar dan hasilnyapun sangat menggembirakan terhadap sampel yang diambil dari olahan pengrajin Sungai Aur,” jelas Ikhwanri.
Ia menjelaskan berdasarkan kunjungan ke Kabupaten Mukomuko, diketahui bahwa pembuatan gula merah dari air pohon kelapa biasa juga banyak dilakukan masyarakat setempat dengan perlakuan yang sama seperti pembuatan gula merah dari air pohon aren. Kabupaten Mukomuko juga berhasil membuat serbuk pohon sawit dengan campuran gendoregan menjadi papan cor.
“Hasil kunjungan ke Kabupaten Mukomuko ternyata pembuatan gula merah dari air kelapa sawit pernah sukses pada tahun 2008 hingga tahun 2015, pada masa peremajaan perkebunan sawit. Namun, sempat terhenti akibat terbatasnya pohon sawit untuk diremajakan serta masih kurangnya perhatian Pemda setempat soal persaingan harga,” ungkapnya. (end)