Berkolaborasi dengan PPNP untuk EBT, Dirut PT Semen Padang Resmikan Rumah Pembibitan Kaliandra Merah

RUMAH PEMBIBITAN— Dirut PT Semen Padang Indrieffouny Indra (tengah) meresmikan nursery atau rumah pembibitan kaliandra merah di Kampus 1 Politeknik Pertanian Negeri (Politani) Payakumbuh (PPNP). Peresmian nursery itu disaksikan Direktur PPNP Jhon Nefri, Kepala UPT Perbaikan dan Pemeliharaan PPNP, Auzia Asman, dan Kepala Departemen Komunikasi & Hukum Perusahaan, Iskandar Z Lubis.

PAYAKUMBUH, METRO–Direktur Utama PT Semen Padang Indrieffouny Indra, meresmikan nur­sery atau rumah pembibitan kaliandra merah di Kampus 1 Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh (PP­NP), di Tanjung Pati, Lima­puluh Kota, Provinsi Sumbar, Selasa (23/4/2024).

Peresmian nursery itu, turut dihadiri Direktur PPNP Jhon Nefri, Kepala UPT Perbaikan dan Pemeliharaan PPNP, Auzia Asman, dan sejumlah staf dan dosen di lingkungan PPNP. Kemudian dari PT Semen Padang, hadir Kepala Departemen Komunikasi & Hukum Perusahaan, Iskandar Z Lubis, Staf Unit CSR, Nurwan, dan Staf Protokol & Kesekretariatan, Hendrik Dela Roza.

Direktur Utama PT Semen Padang Indrieffouny Indra menyampaikan bahwa persemian nursery ini merupakan bagian dari kerja sama PT Semen Pa­dang dengan PPNP dalam pengembangan kaliandra merah sebagai sumber Energi Baru Terbarukan (EBT). Karena, untuk men­dapatkan sumber EBT ter­sebut, PT Semen Padang yang merupakan bagian dari SIG membutuhkan sekitar 100 juta bibit kaliandra merah.

Oleh karena itu, pihak­nya mengapresiasi PPNP yang telah sukses me­ngembangkan tanaman kaliandra merah melalui rumah pembibitan kaliandra merah. Apalagi, tanaman bernilai ekonomis ini juga telah didistribusikan oleh PPNP kepada kelompok Hutan Kemasyarakatan (HKm) yang berada di beberapa daerah di Sumbar.

“Ini luar biasa, dan kami mengapresiasi  PPNP yang telah mengembangkan tanaman kaliandra me­rah sebagai sumber EBT, karena kayu kaliandra merah ini memiliki kalori yang sangat tinggi dan bisa digunakan untuk mensubstitusi bahan bakar batubara,” kata Indrieffouny usai meresmikan Rumah Pembibitan Kaliandra Me­rah.

Menurut informasi dari pihak PPNP, kata Indrieffouny, saat ini sudah lebih dari 300 ribu bibit kaliandra merah yang telah dihasilkan oleh PPNP. Bibit yang dihasilkan itu juga telah didistribusikan oleh PPNP ke HKm yang ada di beberapa daerah di Sumbar.

Meski begitu, dia berharap agar PPNP sebagai perguruan tinggi vokasi, juga dapat mengembangkan kaliandra merah tidak hanya di kampus PPNP, tapi juga ke lahan-lahan ma­syarakat atau kelompok tani HKm yang memiliki lahan yang cukup luas untuk dijadikan target dari pe­ngembangan kaliandra merah selanjutnya.

“Selain itu, kami juga berharap agar PPNP turut serta memberikan penyuluhan dan memotivasi ma­syarakat agar meraka juga melakukan penanaman kaliandra secara masif. Karena bagi kami di Semen Padang, kaliandra merah ini adalah investasi energi jangka panjang,” ujarnya.

Terkait hal itu, Direktur PPNP John Nefri mengaku bahwa pihaknya siap untuk mengembangkan kaliandra merah tidak hanya dari hulu, tapi juga ke hilirnya atau ke kelompok tani. Karena, tanaman kaliandra merah dengan nama latin Calliandra calothyrsus ini adalah tanaman yang banyak manfaat.

Selain kayunya bisa dijadikan wood pellet yang dapat digunakan untuk peng­ganti bahan bakar batubara, daun kaliandra ini juga bisa dijadikan untuk pakan ternak, bunga­nya untuk konsumsi madu galo-galo, dan kulit kayunya bisa dimanfaatkan untuk pengembangan pupuk organik.

“Tidak hanya itu saja, akarnya pun juga bisa di­buat menjadi alkohol. Dan, kami di PPNP punya ba­nyak ahli dan kami pun siap untuk mengembangkan kaliandra merah ini hingga ke masyarakat, seperti yang diharapkan oleh Semen Padang,” katanya.

Selain itu, sebutnya, sebagai perguruan tinggi negeri vokasi, PPNP juga siap memberikan motivasi dan penyuluhan kepada masyarakat terkait manfaat dari kaliandra merah ini. Karena, PPNP sendiri juga ingin kerja sama yang lebih luas lagi dengan pihak PT Semen Padang.

Sejauh ini, kata dia, masyarakat atau kelompok tani memang sudah banyak yang paham tentang potensi dari kaliandra merah ini, tapi mereka masih membutuhkan pencerahan tentang stadarisasi kaliandra merah untuk dijadikan sebagai tanaman komersil.

“Kalau standarisasi har­­ganya cocok, kami yakin masyarakat akan semakin masif untuk menanam kaliandra merah ini. Karena saat ini saja, sudah banyak afiliasi kami (kelompok HKm) di Sumbar ini yang sudah menanam kaliandra merah,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala UPT Perbaikan dan Pemeliharaan PPNP Auzia Asman menambahkan bahwa saat ini PPNP sudah memiliki 3 nursery (rumah pembibitan) kaliandra me­rah yang lokasinya berada di kampus 1 dan kampus 2 PPNP.

Untuk pembibitan di kampus 1 yang baru saja diresmikan oleh Dirut PT Semen Padang, ukurannya 12×48 meter persegi de­ngan kapasitas 110 ribu bi­bit. Kemudian di kampus 2, kapasitasnya juga cukup besar. “Kalau ditotalkan secara keseluruhan, kapasitasnya bisa untuk 600 ribu bibit kaliandra,” bebernya.

Terkait 300 ribu bibit kaliandra yang sudah di­distribusikan ke kelompok HKm, Auzia menyampaikan bahwa pendistribusiannya ke Padang Pariaman, yaitu Nagari Gunuang Padang Alai, Padang Sago sampai ke wilayah Tan­dikek, serta ke Lubuak Landua Pasaman Barat, dan ke Halaban Limapuluh Kota,” pungkas Auzia. (ren/rel)

Exit mobile version