Sijunjung Targetkan Tanam Padi 26 Ribu Ha

SIJUNJUNG, METRO – Dinas Pertanian Kabupaten Sijunjung menargetkan sebanyak 26 ribu hektare (Ha) lahan untuk penanaman padi di tahun 2019 ini dengan hasil 4,6 ton padi. Selain padi, tanaman berupa jagung, sawit, karet, manggis dan peternakan sapi juga menjadi prioritas yang akan dikebut dalam tahun ini. Dari jenis tanaman tersebut pada umumnya dilakukan pengembangan lahan yang ditingkatkan dari tahun sebelumnya.
Untuk penanaman padi lahan seluas 26 ribu Ha dengan indeks penanaman (IP) 2,5 pertahun. Dalam artian jumlah tersebut relatif meningkat setiap tahunnya.
“Tahun 2018 cuma 24 ribu Ha. Jadi sekarang ada penambahan untuk tingkatkan jumlah produksi. Begitu juga dengan sawit, karet dan jagung. Kegiatan tersebut akan kita upayakan melalui bantuan dana dari APBN, yaitu kementrian pertanian,” tutur Kepala Dinas Pertanian Sijunjung, Ronaldi, Kamis (21/2).
Selain itu terangnya, Dinas Pertanian juga tengah mengupayakan untuk pengadaan bantuan alsintan berupa handtracktor sebanyak 200 unit untuk 2019 ini yang juga berasal dari Kementerian Pertanian. Ini sebagai upaya mendorong semangat masyarakat dan untuk meningkatkan pembangunan di sektor pertanian kita.
“Semua itu untuk masyarakat, jika ada kebutuhan di bidang pertanian maupun perternakan silahkan ajukan permohonan ke dinas melalui kelompok tani, akan kita bantu,” jelasnya.
Beberapa program lainnya ungkap Ronaldi, yaitu berupa penanaman padi gogo juga akan dikembangkan di Kabupaten Sijunjung. Diantaranya untuk masyarakat warga transmigrasi yang ada di Nagari Padang Tarok, Kecamatan Kamang Baru.
“Tahun ini pengembangan padi gogo juga kita lakukan kepada masyarakat, terutama didaerah yang minim air, diantaranya di lokasi transmigrasi,” ujarnya.
Ronaldi menjelaskan bahwa, saat ini tidak ada alasan bagi masyarakat untuk terkendala dibidang pertanian. Sebab pihaknya akan memfasilitasi apa yang menjadi kebutuhan para petani. Bahkan untuk lokasi lahan bekas penambangan sekalipun.
“Kalau masyarakat kita mau untuk memberdayakan lokasi lahan bekas tambang sekalipun akan kita bantu. Tapi itu perlu duduk bersama untuk membahasnya, agar lahan tersebut bisa menjadi produktif kembali,” terangnya.
“Memang pada dasarnya lahan bekas tambang sulit untuk dijadikan sebagai lahan produktif kembali, bahkan jika dilakukan reklamasi sekalipun merupakan sebuah hal yang hampir mustahil karena butuh biaya yang sangat besar. Jika dihitung-hitung, untuk satu hektare lahan saja butuh ratusan juta untuk mereklamasinya,” tandasnya.
Ia menjelaskan, pihaknya akan berupaya mencarikan solusi dari persoalan yang dialami masyarakat tersebut. Karena tidak dapat dipungkiri kalau di Kabupaten Sijunjung saat ini sudah hampir ribuan hektare lahan produktif rusak akibat aktivitas tambang.
“Pemberdayaan itu salah satunya dengan dilakukan aktifitas diatas lahan tersebut, baik itu peternakan, kolam atau jenis lainya. Jadi seiring waktu berjalan lahan tersebut akan jadi lebih baik dibanding dibiarkan begitu saja. Bisa kita bantu, tapi perlu sosialisasi terlebih dahulu ditengah masyarakat melalui pemerintahan nagari,” tambahnya. (ndo)

Exit mobile version