PADANG, METRO–Percikan api terlihat menyala-nyala dari gesekan senjata tajam yang sengaja digoreskan ke badan jalan, saat gerombolan remaja melintas di perempatan Lampu Merah, Balai Baru, beberapa hari yang lalu. Sambil menggeber-geber sepeda motor mereka mengejar kelompok remaja lainnya yang menjadi lawannya.
Melihatnya banyaknya anggota tawuran bersenjata tajam tersebut, membuat warga resah dan takut untuk melerai mereka.Warga seakan lebih memilih diam, dari pada menjadi sasaran kebrutalan mereka. Bahkan beberapa pengendara yang hendak melintas memilih berhenti dan berpura-pura mendorong sepeda motornya.
Keberadaan kelompok tawuran ini, menandakan bahwa selama ini belum ada efek jera yang membuat mereka untuk berhenti melakukan aksi tawuran. Biasanya tawuran remaja ini sering terjadi siang hari, namun akhir-akhirnya ini, para kelompok tawuran lebih memilih beraksi pada tengah malam.
Puluhan sepeda motor dengan berbagai jenis yang ditumpangi para remaja tersebut datang bergerombolan sambil mengacung-acungkan senjata tajam dengan berbagai jenis. Mulai dari samurai, parang hingga egrek (alat pemanen sawit).
Sepertinya aparat hukum, pihak terkait termasuk Pemko Padang belum mampu mencarikan solusi untuk mencegah aksi tawuran yang terjadi di Kota Padang. Apalagi aksi tawuran yang dilakukan oleh usia pelajar, membuat pihak kepolisian tidak mempunyai kekuatan dalam hal penerapan efek jera bagi pelaku tawuran.
Walau memasuki bulan suci Ramadhan, aksi tawuran tetap terus saja terjadi. Dari tayangan video yang beredar di media sosial (medsos), tawuran juga terjadi di depan Kantor Balai Kota Padang.
Wali Kota Padang Hendri Septa menjelaskan pihaknya masih tetap mencari formula yang tepat dalam mencegah terjadinya tawuran di generasi muda di Kota Padang.
”Kita bersama Forkopimda lagi mencari solusi untuk mencegah terjadinya aksi tawuran ini. Apalagi, pada saat ini sekolah libur. Jadi tanggung jawab ini ada di pihak keluarga dan lingkungan,” ujarnya Rabu, (13/3).
Hendri Septa meminta orang tua untuk memperhatikan penuh kegiatan anak-anaknya di rumah. “Ini tanggung jawab keluarga. Keluarga harus memperhatikan ini semua. Apalagi, aksi tawuran ini dilakukan oleh remaja di tingkat pendidikan atas,” ucapnya. (hsb)