Pessel Berlakukan Masa Tanggap Darurat Banjir Bandang 14 Hari, Gubernur Instruksikan Percepatam Bantuan Korban

PADANG, METRO–Banjir bandang dan longsor akibat intensitas hujan yang tinggi, sejak Kamis (7/3) menyebabkan dampak yang luar biasa terhadap  masyarakat di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel). Menyikapi kondisi tersebut Pemkab Pessel menetapkan masa tanggap darurat bencana banjir bandang selama 14 hari. Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Pessel, Mawardi Roska mengatakan, masa tanggap darurat selama 14 hari ditetapkan, karena banjir bandang yang melanda Pessel terdampak terhadap puluhan ribu warga di 11 kecamatan.

“Ada 46 ribu jiwa warga dengan 10 ribu KK yang menjadi korban banjir bandang. Saat ini beberapa korban banjir bandang sudah ada yang kembali ke rumah. Sebelumnya mereka bertahan di lokasi-lokasi aman untuk mengungsi,” terang Mawardi, saat menerima kunjungan Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah, Sabtu (10/3). Mawardi juga menambahkan, Pemkab Pessel saat ini sedang berjuang untuk menyalurkan bantuan berupa makanan kebutuhan pokok kepada korban banjir bandang.

Sementara, Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansha­rullah dalam kunjungannya ke Pessel mengunjungi lokasi longsor di Sungai Sei Lundang, Nagari Barung-barung Belantai, Kecamatan Koto XI Tarusan, Sabtu (9/3).  Di lokasi ini Mahyeldi melihat beberapa petugas dari Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) membersihkan lumpur dan material longsor dan banjir bandang yang menutupi jalan. Terlihat, beberapa tiang listrik juga roboh melintang jalan.

Di lokasi ini banjir bandang terjadi karena luapan sungai Sei Lundang. Selain itu juga terjadinya longsor dari atas perbukitan di pinggir jalan. Tidak jauh dari Sungai Sei Lundang, saat melanjutkan perjalanan, Mahyeldi menemukan jalan terban ke sungai sepanjang sekitar 100 meter di Nagari Barung-barung Balantai. Jalan yang terban ini kondisinya cukup parah mencapai 65 persen badan jalan. Akibatnya kenda­raan yang lewat dari Pa­dang ke Pessel atau sebaliknya, harus bergantian sistem buka tutup. Melihat kondiri jalan yang kerusakannya cukup parah di salah satu nagari di Kecamatan Koto XI Tarusan, Pessel itu, Mahyeldi hanya bisa terpana dan menyaksikan kondisi jalan dari ujung satu ke ujung lainnya.  Tidak jauh dari lokasi jalan terban, sekitar 100 meter lagi, Mahyeldi  juga me­nyaksikan ada enam rumah warga yang berada di pinggir sungai porak-poranda akibat longsor dan banjir bandang.

Ujang, salah seorang penghuni rumah yang rumahnya hancur mengatakan, saat air sungai naik, juga datang longsor dari seberang jalan dari perbukitan. Dirinya menyelamatkan diri ke rumah keluarganya yang berada di seberang jalan yang lokasi­nya cukup tinggi.

Ujang mengungkapkan, ada 14 KK yang menghuni enam rumah tersebut. Saat ini penghuni rumah masih mengungsi ke rumah warga di seberang jalan. Ada beberapa dari warga yang membersihkan rumah masing-masing. Ujang mengaku, sejak banjir bandang yang terjadi Jumat malam itu, dirinya sampai sekarang belum mendapat bantuan apa­pun.

Setelah mendengarkan keluhan warga yang rumahnya rusak akibat banjir bandang, Mahyeldi meminta kepada korban untuk melaporkan data kerusakan rumahnya ke wali nagari. Sehingga wali nagari dapat menindaklanjuti ke camat. Lalu camat me­nindaklnjuti ke Pemkab pessel, untuk langah-langkah penanganan.

Mahyeldi lalu melanjutkan perjalanan hingga ke Nagari Duku Utara. Dalam perjalanannya, rumah warga di sepanjang jalan di nagari tersebut terlihat direndam lumpur. Termasuk juga akses jalan yang dilewati tertimbun lumpur.

Melihat kedatangan rom­bongan Gubernur Sumbar, warga dengan pakaian penuh lumpur, berteriak minta bantuan makanan. Bahkan, kaum ibu-ibu rela mengejar mobil Gubernur Sumbar untuk meminta bantuan makanan, karena sudah dua hari tidak makan. Melihat kondiri tersebut, mobil Mahyeldi pun berhenti. Mahyeldi lalu menghampir serta me­minta untuk bersabar. Ka­rena bantuan akan segera ke lokasi.

Dalam kunjungannya ke lapangan, Mahyeldi memilih lebih banyak berjalan kaki dari pada naik mobil dinasnya. Mahyeldi berjalan di tengah lumpur menemui warga satu per satu dan mendengarkan keluhan mereka.

Mahyeldi mengatakan, pada lokasi Barung-barung Belantai yang yang menghubungkan Padang dan Pessel ini terdapat puluhan titik longsor dan banjir bandang. Termasuk juga jalan yang terban yang hampir separuh jalan.  “Kondisi ini menurutnya harus dikaji lebih detail, kenapa kondisi ini bisa terjadi? kemudian juga perlu dikaji untuk langkah-langkah percepatan penanggulangan. Apa­lagi ini jalur ini sangat vital Padang menuju Pessel de­ngan kondisi juga bakal ramai dikunjungi karena memasuki Ramadan dan Lebaran,” terangnya.

Mahyeldi mengatakan, setelah kunjungan lapangan hari ini, dirinya akan langsung mendiskusikan dengan BPJN Sumbar untuk penanganan lebih lanjut. “Kita petakan titik yang kerusakannya berat dan parah, untuk mengambil langkah bersama untuk segera penanggulangan,” terangnya.

Mahyeldi juga mengatakan, banjir bandang tidak hanya menyebabkan kerusakan jalan, termasuk jalan yang terban. Tetapi longsor dari perbukitan di pinggir jalan juga menimbun rumah warga. Menyikapi kon­disi ini, Mahyeldi juga mengimbau seluruh camat, untuk segera mendata dan sekaligus mendo­rong alat-alat berat bisa masuk. “Kita lihat tadi beberapa rumah ditimbun. Ini harus segera ditangani dengan alat berat. Kebutuhan harian butuh diback up secepatnya. Dinas Sosial dan BPBD harus turun se­gera, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Kalau perlu dibuat dapur u­mum, agar masyarakat bisa memenuhi kebutuhan makan. Di satu sisi ma­syarakat bisa bekerja mem­bersihkan rumah. Yang paling penting itu kebutuhan makan harian ma­syarakat terpenuhi,” ha­rapnya.(fan)

Exit mobile version