SIJUNJUNG, METRO–Jika ingin tahu banyak tentang nilai-nilai adat dan budaya Minangkabau, maka datanglah ke Perkampungan Adat Nagari Sijunjung, Kecamatan Sijunjung, di Kabupaten Sijunjung. Perkampungan adat ini boleh dikatakan lorong waktunya adat dan budaya Minangkabau. Masyarakat di perkampungan adat ini masih memegang teguh nilai-nilai adat dan budaya yang diwariskan secara turun temurun.
Sejumlah keunikan nilai-nilai adat dan budaya yang berumur ratusan tahun masih tersaji pada desa wisata Perkampungan Adat di Jorong Padang Ranah dan Tanah Bato, Kecamatan Sijunjung Kabupaten Sijunjung itu.
Salah satunya keberadaan balobeh. Balobeh merupakan gudang gabah masyarakat yang menjadi simbol ketahanan pangan hingga kunci terbebasnya daerah itu dari kemiskinan ekstrem.
Balobeh yang terletak tidak terpisah dari ruang rumah gadang, isinya adalah tumpukan gabah dan di atasnya digunakan untuk tidur hingga berkumpul.
Ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN), Candra Irawan saat diwawancarai pada Kegiatan Fam Trip Dinas Pariwisata Sumbar, Rabu (6/3) mengatakan, rumah gadang yang ada di Perkampungan Adat Nagari Sijunjung berbeda dengan kebanyakan rumah gadang yang ada di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
“Biasanya menggunakan kebanyakan rumah gadang di Sumbar menggunakan rangkiang untuk menyimpan padi dan beras sebagai cadangan makanan, sementara di Sijunjung menggunakan balobeh,” katanya.
Dia mengatakan padi yang dipanen masyarakat bukan untuk dijual melainkan disimpan untuk kebutuhan kaum penghuni rumah gadang. Jadi tidak ada istilah kemiskinan ekstrem di sini. Karena akan ada makanan yang bisa dikonsumsi setiap hari.




















