Panen Raya Itik Petelur Nagari Koto Baru, Bupati Hamsuardi Berharap Budidaya Nabati dan Hewani

TINJAU—Bupati Pasaman Barat Hamsuardi tinjau panen Raya Itik petelur Nagari Koto Baru.

PASBAR, METRO–Belakangan ini kita disibukkan dengan perma­salahan inflasi yakni kondisi sulit dan mahalnya harga kebutuhan pokok termasuk telur, cabai, bawang dan lainnya. Hari ini adalah salah satu upaya nyata yang kita lakukan dalam mengendalikan inflasi, memajukan daerah serta memanfaatkan seluruh potensi yang ada.

Kita berharap, budidaya nabati dan hewani ini ada di setiap nagari seperti Aia Gadang, Kapa, Aua Kuniang, Sasak dan nagari lain yang telah menerapkan.

Hal tersebut diungkapkan Bupati Pasaman Barat (Pasbar) Hamsuardi saat menghadiri Panen Raya Itik Petelur (Kegiatan Ke­tahanan Pangan Hewani/Nabati), di Jalur IV Barat, Jambak Selatan, Kecamatan Luhak Nan Duo, Senin (26/2).

Dalam kesempatan itu juga hadir Ketua GOW Pasbar Ny. Fitri Risnawanto, Ketua DWP Pasbar Ny. Ayu Hendra Putra, Camat Luhak Nan Duo Sutrisno, Pj Wali Nagari Koto Baru Sam­sul Bahri, Pj Wali Nagari Jambak Selatan Roni Braja, Bamus, Bhabinsa, Bhabinkamtibmas, ma­sya­rakat dan stakeholder terkait.

Bupati Hamsuardi me­ngungkapkan bahwa seluruh nagari di Pasbar memiliki potensi, baik hewani maupun nabati.

Ia menghimbau semua pihak bersama me­mikirkan nagari sebab yang dilakukan hari itu merupakan cita-cita bersama sejak dulu. Jika potensi di setiap nagari sudah diberdayakan lanjutnya, maka masyarakat tidak perlu membeli ke luar da­erah.

“Kita yakinkan bahwa masyarakat mau, bersama dalam memajukan daerah dengan memanfaatkan seluruh potensi yang ada. Mari budidaya itik, ayam, ikan, serta memanfaatkan pekarangan dengan me­nanam sayuran, buah dan lain sebagainya,” jelasnya.

Di samping itu, Tenaga Ahli Erwin Sukma berharap panen raya itu berkelanjutan sesuai prinsip ketahanan pangan. Kelompok me­ngelola bisa menyebarluaskan, sehingga kelompok tani dapat bertambah dan hasil dari budidaya itik petelur dan hasil dari budidaya itik maupun ayam dan lainnya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

“Sesuai aturannya, 20 persen dana desa dialo­kasikan untuk ketahanan pangan hewani maupun nabati. Kita berharap ke­lompok tani bekerjasama dengan BUMNag. Hal ini kita lakukan untuk memajukan daerah dan membantu masyarakat terutama menjangkau masya­rakat miskin,” ucapnya.   (end)

Exit mobile version