Nur Azizah mengatakan, sesampai di sekolah, sampah organik tersebut dicacah dan dimasukkan dalam sebuah ember besar yang telah diberikan zat pengurai EM4 dan harus menunggu selama dua minggu untuk pupuk ini siap dipakai.
“Di hari ke-3 dan 4 kami melaksanakan kegiatan proyek P5 di sekolah, kami mengolah sampah plastik menjadi meja dan kursi ecobrick. Awalnya sampah plastik digunting menjadi potongan kecil dan kemudian dimasukkan ke dalam botol plastik bekas dan dipadatkan menggunakan stik kayu,” sebutnya.
Ditambahkannya, botol plastik yang sudah diisi potongan plastik tersebut, kemudian disusun membentuk meja dan tempat duduk.
“Dengan kegiatan ini tentunya kita sudah mengurangi sebagian kecil jumlah sampah plastik di bumi ini dan menanamkan kepada anak murid tentang pentingnya menjaga bumi dan mengurangi populasi sampah sedari ini,” tutupnya. (rmd)