Pascapenetapan Silokek jadi Kawasan Nasional Geopark, Pembenahan dan Pembangunan jadi Prioritas

INI baru awal, peran dan dukungan semua pihak sangat dibutuhkan. Sepak terjang dan berbagai upaya yang dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Sijunjung bersama pihak terkait lainya untuk mencetuskan Silokek menjadi kawasan National Geopark patut diapresiasi.
Meskipun banyak yang sempat mempertanyakan ataupun meragukan realisasi dari rencana tersebut sebelumnya, kini terjawab sudah. Resmi, Silokek telah ditetapkan sebagai kawasan geopark nasional oleh Menteri Pariwisata, Arif Yahya. Kini sertifikat dari kementrian tersebut sebagai bukti legalitas telah dikantongi pemerintah daerah, Jumat 30 November 2018 lalu. Sertifikat itu diterima langsung Bupati Yuswir Arifin yang didampingi Sekretaris Daerah, Zefnihan.
Jadi, apa itu geopark dan untuk apa status Geopark tersebut diperoleh, serta apa manfaatnya untuk Kabupaten Sijunjung?  Masyarakat Kabupaten Sijunjung patut berbangga dengan memiliki berbagai macam potensi dan sumber daya alam yang tidak semua daerah yang memilikinya, termasuk seperti kawasan Geopark Silokek. Geopark adalah sebuah kawasan yang memiliki unsur-unsur geologi di mana masyarakat setempat berperan serta untuk melindungi dan meningkatkan fungsi warisan alam.Termasuk nilai arkeologi, ekologi dan budaya yang ada di dalamnya. Geopark disebut juga sebagai taman Geologi atau taman bumi.
Dengan penetapan status sebagai kawasan Geopark Nasional akan mendorong percepatan pembangunan di sektor pariwisata, menjadikan sebuah destinasi wisata yang memiliki citra yang jelas dan mampu mewakili nama Kabupaten Sijunjung ditingkat nasional hingga dunia. Secara bersamaan hal tersebut akan memberikan dampak terhadap berbagai sector pembangunan di daerah. Karena pengelolaan dan pengembangannya tidak hanya saja bergantung melalui APBD, melainkan kucuran dana dari APBN pun akan berjatuhan ke Kabupaten Sijunjung. Perputaran ekonomi masyarakat akan semakin cepat. Bahkan tidak menutup kemungkinan hal itu akan menjadi daya tarik utama untuk berbagai macam investasi yang memungkinkan masuk ke Sijunjung.Sebelumnya, berbagai upaya dan recana telah dirancang agar program tersebut berjalan sesuai apa yang ditargetkan.
Yuswir Arifin menambahkan, Kawasan Geopark nasional Silokek merupakan salah satu potensi yang ada di Kabupaten Sijunjung yang bisa diolah dan dimaksimalkan menjadi pendorong percepatan pembangunan daerah. “Potensinya luar biasa, dan ini bisa kita berdayakan untuk mendorong percepatan pembangunan di berbagai sektor. Tidak semua daerah yang memiliki potensi seperti itu dan Alhamdulillah saat ini telah resmi ditetapkan sebagai kawasan geopark nasional. Ini berkat perjuangan kita bersama, tapi ini baru awalnya, karena masih banyak pembenahan dan penataan pembangunan yang harus dilakukan agar Silokek benar-benar menjadi destinasi wisata yang memberikan citra kepada Sijunjung,” ujar Yuswir Arifin, didampingi Sekdakab Zefnihan.
Terobosan itupun mendapat dukungan dari Pemprov Sumbar, yang menyatakan siap untuk mendukung Sijunjung.
“Saya siap membantu, karena Bupati Sijunjung beserta jajaran sangat aktif dalam pembangunan geopark ini, semoga dapat selesai sebelum masa jabatan saya dan bupati berakhir. Semoga dengan tekad tersebut akan memberikan sebuah hasil yang manis, yakni kesejahteraan masyarakat Sumbar, khususnya Sijunjung,” ujar Gubernur Irwan Prayitno saat memberi sambutan pada pertemuan di Rumah Dinas Bupati Sijunjung yang dihadiri tokoh nasional, Buya Syafi’i Ma’arif, beberapa waktu lalu.
Selain Gubernur, tokoh nasional Buya Syafi’i Ma’arif yang berasal dari Sijunjung juga menyatakan, dukungan untuk percepatan pembangunan kawasan nasional geopark Silokek. “Saya akan berusaha memberikan yang terbaik untuk kampung saya. Begitu banyak potensi yang dapat dimanfaatkan di Sijunjung ini. Usaha kita ini, saya yakin, sangat banyak manfaatnya terutama bagi para anak cucu nantinya,” ujar buya.
Ketua Tim Penyusun Geopark Silokek Febri Annas Ismail menyebutkan, kawasan Silokek merupakan yang paling potensial dan unggul dari 9 titik geopark lain yang ada di Sumbar. Keunggulan tersebut, ditopang beberapa faktor, antara lain: faktor geologis, faktor adat dan budaya, sejarah bangsa, serta faktor agama.
“Dengan luas kawasan 1.300 km/persegi dan terletak di 2 kecamatan yakni Sijunjung dan Sumpur Kudus, Silokek punya keunggulan geologi, punya kampung adat, punya museum dan perpustakaan Rajo Ibadat, ada lagi Biologi Center yang terletak di daerah Paru. Secara geologis, bebatuan di Kawasan Silokek adalah bebatuan tua berumur kurang lebih 359 juta tahun. Yang, terdiri dari kelompok batuan gamping, sedimen, metamorf, dan granit. Ditambah, sejauh ini kami telah menemukan 18 gua,” uajr Ismail.
Tiga faktor itu, disempurnakan dengan alam yang masih relatif asli yang menampung kurang lebih 45 ribu jenis flora dan fauna. Pihaknya mencoba membungkus potensi Silokek dengan konsep konservasi yang memiliki nilai edukasi, kearifan lokal dan nilai ekonomi. Dengan harapan konsep yang digagas pada akhirnya mampu mendorong tumbuhnya ekonomi masyarakat.
Meskipun saat ini telah memperoleh status geopark nasional, Yuswir Arifin mengajak, seluruh pihak agar bersama-sama mewujudkan hal tersebut demi kemajuan dan pembangunan daerah. “Ini belum selesai, masih banyak yang harus kita lakukan. Pembenahan dan pengelolaan akan menjadi prioritas kita selanjutnya. Setiap pembangunan itu butuh perencanaan dan proses.
Bahkan, sejumlah tahap dan rintangan harus dihadapi terlebih dahulu. Namun, itu semua tidak akan terwujud pemerintah daerah saja, peran serta dukungan masyarakat dan seluruh pihak sangat penting,” kata Yuswir. (*)

Exit mobile version