Februari 2019, Tercatat 15 Kasus DBD

Hingga pertengahan Februari 2019 ini, berdasarkan data yang dihimpun melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bukittinggi, tercatat 15 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), yang pada umumnya menyerang anak usia sekolah dari rentang usia 6 sampai 19 tahun, Rabu (13/2). Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat dan Pencegahan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi Salvi Raini mengatakan, dari total 15 kasus DBD ini, 10 kasus diantaranya di bulan Januari, dan di bulan Februari hingga tanggal 11 lalu tercatat 5 kasus.
“Seluruh pasien yang terimbas DBD itu dirawat di Rumah Sakit, dan kondisinya sudah pulih kembali, serta untuk antisipasi kedepan perlunya kesadaran masyarakat untuk menjaga pola hidup bersih dan sehat, terutama lingkungan tempat tinggal, dengan giat melaksanakan gerakan 3 M Menguras bak mandi, Menutup tempat penampungan air dan Mengubur barang-barang bekas,” kata Raini.
Menurut Salvi Raini, nyamuk Aedes Aeigypti penyebab DBD pada umumnya menggigit korban di pagi hari, rentang waktu pukul 09.00 hingga 10.00 WIB, serta pada pukul 16.00 hingga 17.00 WIB, dan pada di jam itu pada umunya anak-anak berada di lingkungan sekolah atau tempat mengaji, serta untuk antisipasi kedepan perlunya peran sekolah dalam menjaga kebersihan lingkungan.
“Disamping itu masyarakat hendaknya juga memakai obat oles anti nyamuk, menghindari kebiasaan menggantung kain di dalam rumah yang dapat menjadi sarang nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk, menebar bubuk larvasida atau abate ke dalam bak mandi atau penampungan air yang dapat mengurangi perkembangbiakan jentik nyamuk Aedes Aeigypti penyebab DBD,” ungkap Raini.
Namun untuk bubuk larvasida atau abate ini ada aturan tertentu saat memakainya, untuk satu sendok teh dapat dimanfaatkan pada 1 kubik air atau 1 meter persegi luas wadah, sehingga hasilnya maksimal.
“Untuk fogging atau pengasapan pada tahun 2018 lalu dilaksanakan sebanyak 14 kali, dan untuk tahun 2019 ini belum ada dilaksanakan, karena itu semua mengacu pada syarat dan kriteria sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku,” ujar Raini. (cr8)

Exit mobile version