PASBAR, METRO–BKKBN Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) menggandeng Pemerintah Pasaman Barat melalui Dinas Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) melakukan Penguatan Koordinasi Pendampingan Ibu Hamil dan Ibu Pasca Persalinan
Dalam Upaya Penurunan Angka Stunting. Kegiatan itu bersinergi dengan para Bidan, Kader PKK dan Kader PB yang disebut Tim Pendamping Keluarga (TPK), yang diselenggarakan di Aula Kantor DPPKBP3A Pasbar, Kamis (25/1).
Ketua Tim Kerja KBKR Perwakilan BKKBN Provinsi Sumbar, Yesi Kartalina mengatakan bahwa berdasarkan visi BKKBN, untuk mencapai penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas harus dimulai sejak periode 1000 hari pertama kehidupan bagi anak. Ia menjelaskan pendampingan pada ibu hamil dan ibu pasca bersalin merupakan salah satu upaya dalam mendukung program 1000 hari pertama kehidupan dimulai sejak awal konsepsi sampai dengan anak usia 2 tahun.
Menurutnya, pentingnya ibu didampingi pada saat hamil dan setelah melahirkan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi yang mungkin terjadi karena masalah kesehatan yang dijumpai pada saat kehamilan identifikasi awal pada saat pendampingan akan sangat bermakna dalam meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak. Ini merupakan periode yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan situasi kekurangan gizi kronis yang akan berpotensi melahirkan generasi anak yang stunting.
“Untuk itu, keluarga merupakan salah satu proses intervensi dalam bentuk pendampingan petugas BKKBN yang bersinergi dengan Bidan, Kader PKK, Kader PB yang disebut tim TPK. Diharapkan dengan adanya pendampingan keluarga ini upaya melakukan percepatan penurunan stunting dapat terlaksana dengan baik,” harapnya.
Ia juga menjelaskan prevalensi stunting di Sumatera Barat mengalami peningkatan menjadi 25,2%. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan angka nasional yaitu 21,6% untuk Kabupaten Pasaman Barat sendiri juga mengalami kenaikan dari angka 24% menjadi 35,5% dari tahun sebelumnya.
“Dalam menekan prevalensi stunting di Sumbar, BKKBN tidak dapat bekerja sendiri, kami sangat membutuhkan kerjasama banyak pihak dan komitmen bersama dalam menguatkan koordinasi stakeholder, mitra terkait bersama menekan prevalensi stunting,” ajaknya.




















