Disnakerin Latih Pemuda jadi Satpam

PADANG, METRO – Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerin) Padang melalui Bidang Penta Lattas melaksanakan pelatihan dasar Satuan Pengamanan (Satpam) yang bekerjasama dengan PT Mitra Andalas Prestasi (AMP). Pelatihan yang juga disebut security ini penyiapan tenaga kerja berbasis kompetensi dibuka Kasubdit Latsus Satpam Binmas Polda Sumbar AKBP Yose Rizal, Kamis (14/2).
“Pelatihan dasar tenaga pengamanan in merupakan kegiatan penyiapan tenaga kerja berbasis kompetensi, yang melibatkan 26 pemuda berasaal dari 11 kecamatan yang di Kota Padang,” ujar Kadisnakerin Padang Zabendri diddampingi Kabid Penta Lattas Yoserizal, kemarin.
Dikatakan Zabendri, pelatihan tenaga security yang dilaksanakan, 14-28 Februari ini tidak terlepas dari meningkatkan kompetensi tenaga kerja, sehingga dapat diserap pasart kerja dan tercapai tujuan untuk menekan angka pengangguran di Padang. Tentu diharapkan kepada peserta pelatihan agar serius mengikuti pelatihan ini. Sehingga, begitu terampil dengan skill security dengan sendirinya bisa diserap lapangan kerja.
Sebab menyangkut persoalan tenaga kerja di Padang ini merupakan permasalahan yang kompleks dan multi dimensi. Namun, masalah pengangguran ini tidak berdiri sendiri, tapi saling berkaitan dengan aspek lain. Seperti jumlah penduduk yang besar dan laju pertumbuhan yang tinggi, struktur umur muda dan kualitas yang rendah. Sementara, perluasan kesempatan kerja belum memdai.
Dan berdasarkan data dari Disnakerin Padang jumlah pencari kerja dalam posisi tahun 2018, mencapai 13.506 yang didominasi tamatan SLTA ditambah dengan saraja. Sedangkan, jumlah pengangguran laki-laki 6.094 orang dan pengangguran perempuan 498 orang.
“Sehingga Kota Padang sekarang menghadapi masalah pengangguran yang cukup pelik, berdasarkan Satkernas Agustus 2018 tingkat pengangguran terbuka capai 39.844 orang atrau 9, 22 persen,” kata Zabendri.
Kemudian, tingginya tingkat pengangguran tidak hanya disebabkan, tidak ada keseimbangan antara penawaran dan permintaan tenaga kerja, tapi juga dipengaruhi persoalan lain. Seperti, tidak sesuainya antara keahlian yang dimiliki pencari kerja dengan kebutuhan pasar. Dan sistem pendidikan yang belum mampu menghasilkan tenaga kerja yang ahli dan terampil sesuai dengan kebutuhan pasar.
Kemudian, pencari kerja memiliih milih kesempatan kerja, yang selalu mendambakan pekerjaan sebagai PNS. Dan rendahnya rendahnya keterampilan atau kemampuan pengembangan diri berwiraswasta dan dampak globalisasi. (boy)

Exit mobile version