Ia menjelaskan, PT Semen Padang berhasil meraih PROPER Emas karena dinilai telah memenuhi nilai ambang batas (passing grade) Emas untuk sektor industri semen dan menunjukkan konsistensi meraih peringkat PROPER Hijau secara 2 kali berturut-turut (tahun 2021 dan 2022).
“Yang tidak kalah penting adalah program unggulan inovasi sosial yang dimiliki PT Semen Padang yakni revitalisasi ikan bilih untuk mendukung konservasi di Danau Singkarak yang merupakan satu-satunya spesies ikan (mystacoleucus padangensis) yang berada di Danau Singkarak,” kata Asri.
Dampak dari program ini antara lain, PT Semen Padang memperoleh sertifikat hak paten terkait pemijahan ikan bilih dengan No IDS000003926 tanggal 18 Juni 2021. PT Semen Padang telah merestocking (melepas kembali) sebanyak 13.000 ekor ikan bilih ke habitat aslinya di Danau Singkarak. Kemudian adanya peningkatkan hasil tangkapan nelayan Nagari Sumpur dari rata-rata 3 kg/hari/nelayan menjadi 7 kg/hari/nelayan dan peningkatan pendapatan nelayan sebesar Rp4,5 juta/bulan/nelayan. Juga terdapat sebanyak 149 penerima manfaat, dan total benefit Rp5,39 miliar. Sementara nilai Social Return of Investment (SROI) adalah 13,97 yang berarti, dari Rp1 yang diinvestasikan PT Semen Padang, menghasilkan nilai dampak sebesar Rp13,97 bagi penerima manfaat
PT Semen Padang telah mengikuti penilaian PROPER sejak tahun 2002. Dari tahun 2002 sampai 2015, perusahaan berhasil meraih PROPER Biru. Kemudian, untuk pertama kali meraih PROPER Hijau pada tahun 2016 setelah 11 kali periode penilaian sebelumnya meraih PROPER Biru. Lalu, pada 2017, PT Semen Padang kembali meraih PROPER Hijau untuk kedua kalinya.
Pada 2018, 2019 dan 2020, PT Semen Padang sempat turun ke PROPER Biru. Namun pada 2021 dan 2022, kembali naik kelas meraih PROPER Hijau. (ren/rel)
Komentar