SAWAHLUNTO, METRO – Sepanjang 2019, Dinas Kesehatan Kota Sawahlunto mencatat terdapat enam kasus demam berdarah dangue (DBD). Data tersebut diperoleh dari laporan dua Puskesmas yakni Puskesmas Lembah Segar dan Puskesmas Sungai Durian.
Selama Januari ada empat kasus ditemukan, tiga di Puskesmas Lembah Segar dan satu di Puskesmas Sungai Durian. Sementara di Februari, bertambah dua lagi di Puskesmas Sungai Durian.
Dari keenam kasus DBD tersebut, terdapat kasus yang cukup mengagetkan, karena penderita DBD di Puskesmas Sungai Durian disebabkan adanya anggota keluarga yang sengaja memelihara nyamuk. Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Sawahlunto, Al Ansari.
“Pengakuannya, untuk makanan ikan cupang. Dipelihara bukan di tempat khusus, akan tetapi dibiarkan hidup dan apabila diperlukan, barulah diambil dengan menggunakan perangkap sejenis tangguk,” katanya.
Meski begitu, lanjut Al Ansari, pihaknya masih melakukan penyelidikan epidemiologi (PE), termasuk lima kasus lain yang ditemukan. Al Ansari melanjutkan, ia berharap kasus DBD di Kota Sawahlunto terus menurun dari tahun ke tahun. “Masyarakat diharapkan proaktif untuk melakukan pencegahan,” ujarnya.
Menurut Al Ansari, pencegahan yang paling ampuh ialah dengan menggunakan ember berisi air yang ditempatkan di sudut rumah. Namun sekali seminggu harus di kontrol dengan menyaring air tersebut agar jentik nyamuk tidak dapat berkembang.
“Sekali seminggu airnya cukup di saring, untuk membuang jentiknya, jangan dibuang, sebab nyamuk akan bertelur kembali di tempat ia biasa bertelur,” jelasnya.
Dari data Dinas Kesehatan Kota Sawahlunto, kasus DBD terus menurun. Yakni pada 2016 terdapat 205 kasus, 2017 ada 180 kasus, dan menurun siginifikan pada 2018 yakni 37 kasus. (zek)