AGAM,METRO – Masyarakat Jorong Pandam Gadang Ranggo Malai (PGRM), Nagari Gaduik, Kecamatan Tilatang Kamang merilis mesin ATM Beras bagi masyarakat kurang mampu di daerah itu. Mesin yang mirip dengan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) milik perbankan itu, beroperasi seperti mesin ATM yang sudah dikenal selama ini. Bedanya ATM Beras ini mengeluarkan beras alih-alih uang.
Pemakaian ATM beras tersebut diresmikan oleh Bupati Agam Dr. Indra Catri, Minggu (10/2) di Masjid Taqwa Pandam Gadang. Turut hadir Pendiri ATM Beras, Budi Aji, Camat Tilatang Kamang Ade Harlien, Kadis Sosial Kurniawan Syahputra, pimpinan Forkopimca Tilatang Kamang, para walinagari dan tokoh masyarakat.
Saat ini, kata Budi, ATM beras ini baru pertama di Provinsi Sumbar dan dilahirkan sejak tahun 2014. ATM tersebut akan didistribusikan kepada masyarakat kurang mampu berdasarkan data nagari sebanyak, 35 KK.
“Nantinya, seluruh masyarakat penerima bantuan akan mendapatkan kartu mesin tersebut”, ujarnya.
Adapun berasnya, kata Budi, merupakan hasil gotong-royong dan sumbangan seluruh lapisan masyarakat. Mulai dari masyarakat biasa, ASN maupun perantau yang berkeinginan untuk menginfakkan hartanya.
“Nantinya setiap KK akan punya kartu khusus. Mereka bisa mengambil beras sesuai kebutuhan dan jumlah yang diatur oleh pengurus masjid,” terang Budi.
Sementara itu, Mariani (63 tahun) salah seorang penerima kartu ATM beras, mengaku sangat terbantu dengan adanya mesin ATM Beras ini. Apalagi, dia bisa mendapatkan beras tersebut dengan cuma-cuma. Terkait hal itu, Bupati Agam Dr. Indra Catri, mengapresiasi atas inovasi dan kepedulian masyarakat terhadap warga kurang mampu melalui bantuan ATM beras.
Menurut Bupati, disamping program-program pemerintah, tidak dapat dinafikan bahwa peranan dan partisipasi lembaga sosial dan masyarakat pada umumnya juga menjadi faktor penentu keberhasilan pengentasan kemiskinan ditengah masyarakat.
“Ini adalah contoh positif yang nyata dari masyarakat PGRM tentang slogan tagak kampuang paga kampuang. Komitmen mereka dalam mewujudkan nagari madani. Nagari yang secara bersama mendidik anak kemenakan. Ndak ado paruik nan ndak taisi, punggguang ndak basaok, lalok baatok langik”.
“Oleh sebab itu, saya berpesan kepada penerima bantuan syukuri dan terima bantuan ini dengan hati gembira. Kalau berasnya nanti bercampur, wajar saja karena donaturnya banyak. Tapi lihatnya niat dan ketulusan saudara kita untuk membantu,” tutup Bupati Agam. (pry)
Komentar