Sumbar dulunya adalah daerah tujuan pendidikan dan industri otak. Banyak tokoh nasional yang lahir dari Sumbar. Orang Sumbar juga dikatakan sebagai tokoh tokoh pemikir. Sebut saja M Yamin, Bung Hatta, Imam Bonjol dan Hamka. Masih banyak yang lainnya.
Namun belakangan, marwah itu mulai redup. Banyak daerah lain yang kini menjadi primadona dalam menimba ilmu.
Untuk mengembalikan semua itu, tentu saja tidak semudah membalikan telapak tangan. Semua itu, membutuhkan waktu, metode bahkan pengorbanan. Keinginan itu sudah tentu dimiliki oleh seluruh masyarakat Sumbar, baik kalangan ekonomi, kalangan pariwisaata bahkan kalangan akademisi.
 Saya berpandangan, untuk menjadikan sumbar sebagai tujuan pendidikan tidaklah susah sekali. Yang diperlukan adalah komitmen dan keseriusan seluruh elemen masyarakat Sumatera Barat terutama sekali komitmen pemerintah daerah.
Perencanaan yang jelas dan terukur setiap tahunnya serta didukung oleh anggaran yang memadai, akan mendorong dunia pendidikan Sumbar lebih baik lagi dari sekarang.
Semua insan insan pendidikan harus senantiasa didorong agar berbuat lebih baik lagi. Selain itu, pemerintah juga harus menyediakan sarana dan prasarana pendukung agar dunia pendidikan di Sumbar kembali menjadi primadona. Selain itu pelayanan terhadap mahasiswa di kampus harus dimaksimalkan. Sebab di kampuslah tempat mencetak intelektual dan mengasah ketajaman cara berpikir seseorang
Seandainya Sumbar telah menjadi tujuan pendidikan sebagaimana yang pernah terjadi puluhan tahun yang lalu.
Itu, secara tidak langsung akan menghidupkan perekonomian di Sumbar, khususnya Kota Padang sebagai pusat pendidikan. Saya mengajak kita semua, mari kita kenali potensi diri dan kita jadikan Sumbar sebagai tujuan pendidikan. (*)