Hentikan Penyebaran Konten Menjelekkan Budaya, Merasa Tersakiti, PKDP Siap Tempuh Hukum

konferensi pers— DPD PKDP Kota Padang melakukan konferensi pers soal viralnya wanita Piaman yang bunuh diri yang disebutkan karena budaya Japuik Bajapuik di Padang Pariaman.

PADANG, METRO–Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Persatuan Keluarga Daerah Pariaman (PKDP) Kota Padang, Amril Amin menegaskan bahwa urang Piaman sangat terguncang terkait viralnya berita di media sosial soal adanya wanita Piaman yang bunuh diri yang disebutkan karena budaya Japuik Bajapuik di Padang Pariaman.

“Pihak keluarga korban sudah mengklarifikasi bahwa meninggalnya anaknya tidak ada sangkut pautnya dengan soal tradisi Japuik bajapuik,” kata Aciak Amin yang juga Wakil Ketua DPRD Kota Padang dalam konferensi pers, Minggu (19/11) di Cafe Dhamar Shaker Padang.

Karena itu, Aciak minta kepada pegiat media sosial tidak menyebarkan kon­­ten-konten yang berkaitan dengan budaya orang lain. Apalagi bila dia tidak memahami secara pasti seluk beluk budaya dimaksud.

“Viralnya berita ini, jelas membuat kami laki-laki Piaman sangat syok. Karena berita ini sangat menghinakan kami, karena tidak seperti itu adanya,” tegas Aciek yang didampingi Bendahara PKDP Pa­dang, Sonny Affandi, tim advokasi Boy London dan pengurus lainnya.

Dalam konfers yang dipandu oleh Sekretaris PKDP Padang, Ronny, tim hukum Boy London mewarning semua ma­syar­a­kat khususnya pegiat media sosial untuk tidak lagi menyebarkan konten-konten yang menjelek-jelekkan adat budaya Piaman.

“Kami laki-laki Piaman bukanlah binatang yang bisa dijual belikan bisa mau menikah. Ini sangat salah dan bukan begitu sebenarnya adat Piaman,” tegas Boy London.

Pengurus PKDP Padang juga meminta,agar konten yang sudah beredar juga harus segera dihapus, ka­rena merupakan pelanggaran undang-undang ITE, yakni ujaran kebencian.

“Kalau masih juga beredar, maka kami akan lakukan upaya hukum, ini penghinaan ujaran keben­cian,dan ini merupakan penghinaan” tegas Boy London disetujui ketua Amril Amin, Sekretaris Sonny Affandi, serta pengurus lainnya.

Sonny Affandi menambahkan, jangan pernah memberikan tanggapan pada sesuatu yang kita tidak memahami, demi ke­u­tuhan berbangsa dan bernegara.

“Mari kita saling menghargai dan memahami adat-istiadat suku dan da­erah lain, jangan berkomentar tanpa memahami, sehingga tidak menimbulkan berbagai opini, yang dapat menimbulkan kegaduhan,” tutup Sonny. (hsb)

Exit mobile version