Petani Cabai Ampalu Mandiri Produksi Pupuk Organik Berbasis Kefir

LAHAN CABAI— Persiapan lahan untuk tanaman cabai di Nagari Ampalu.

LIMPULUH KOTA, METRO–Ampalu merupakan na­gari yang berada di Kecamatan Lareh Sago Halaban, Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi Sumatra Barat. Nagari yang terletak di kaki gunung sago ini, mayoritas masyarakatnya menjadikan bertani dan berladang sebagai mata pencaharian utama.

Pertanian di nagari ampalu memiliki beragam komoditas termasuk tanaman cabai. Komoditas pertanian cabai membutuhkan biaya yang cukup besar hingga mencapai masa panen. Biaya yang dibutuhkan dimulai dari proses persiapan lahan, penggunaan pestisida dan insektisida serta penggu­naan pupuk yang menjadi dilema besar petani saat ini.

Masalah lainnya termasuk harga jual yang tidak menentu dipasaran, yang terkadang sangat murah dan sesekali memiliki harga cukup mahal. Salah satu upaya penghematan biaya produksi tanaman cabai yang telah dilakukan petani di Ampalu saat ini adalah dengan pembuatan pupuk organik padat dan cair berbasis whey kefir.

Diinformasikan dalam buku yang ditulis Ferawati dkk tahun 2022 dengan djudul “Ilmu dan Teknologi Kefir” bahwa kefir merupakan jenis susu fermentasi yang diperoleh dengan cara memfermentasi susu menggunakan kefir grain.

Kefir grain tersusun oleh komplek mikrobiota bakteri asam laktat, bakteri asam asetat dan yeast yang berjumlah lebih dari 300 spesies mikroba. Da­lam pembuatan kefir ini biasanya diperoleh hasil sam­ping berupa whey yang dapat digunakan sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik.

Whey kefir kaya dengan mikroorganisme selulolitik yang berfungsi sebagai dekomposer (pengurai). Penggunaan limbah perternakan (feses, urine dan sisi pakan) serta limbah rumah tangga (sampah organik, air cucian beras dan air kelapa) yang cukup melimpah di Nagari Ampalu dapat dimanfaatkan dalam pembuatan pupuk organik cair mapun pupuk organik padat.

Pembuatan dan pengaplikasian pupuk organik berbasis kefir ini telah dilakukan melalui kegiatan Pengabdian kepada Ma­syarakat (PKM) oleh Ferawati dan tim dari Universitas Andalas Kampus Payakumbuh pada lahan pertanian milik Bapak Asrinal.

Saat ini pupuk organik berbasis kefir telah dipro­duksi secara berkelanjutan oleh petani cabai di Nagari Ampalu. Pembinaan pembuatan pupuk organik ini telah dilakukan dari beberapa tahun terakhir ini, hingga saat ini petani telah mandiri dalam mempro­duksi pupuk organik berbasis kefir tersebut.

Pemanfaatan pupuk organik berbasis kefir sudah diterapkan petani dan dapat menggantikan 50% dari penggunaan pupuk kimia pada tanaman cabai mereka. Hal ini telah mampu meminimalisir biaya yang dikeluarkan petani sehingga dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Manfaat lainnya yang didapat dengan pemanfaatan pupuk organik berbasis whey kefir adalah perbaikan struktur hara tanah yang sebelumnya telah rusak akibat penggunaan pupuk kimia secara terus menerus. Masa panen tanaman cabai yang lebih panjang serta jumlah buah yang lebih banyak dari sebelum penggunaan pupuk organik berbasis kefir ini juga merupakan keuntungan yang nyata dirasakan oleh petani.

Dengan demikian produksi pupuk organik cair berbasis whey kefir ini dapat diproduksi secara terus menerus dan dapat diaplikasikan pada berbagai komoditas pertanian lainnya di Nagari Ampalu. (Ferawati S.Pt, MP, Dosen Peternakan Universitas Andalas Kampus Payakumbuh)

Exit mobile version