Winarno menyebutkan, Pemko mendukung kegiatan yang melibatkan banyak unsur masyarakat seperti ini. Ia juga mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada para panitia dan seluruh unsur yang terlibat, karena telah bekerja keras untuk menyukseskan kegiatan ini.
“Dengan adanya kegiatan ini, masyarakat bisa tahu bahwa Stasiun Padang Panjang telah ditetapkan UNESCO sebagai salah satu warisan budaya dunia. Untuk itu mari kita rawat dan jaga serta memanfaatkan warisan budaya ini dengan sebaik mungkin, sehingga betul-betul bisa berdampak positif,” ucapnya.
Kurator Galanggang Arang, Dr. Dede Pramayoza mengatakan dipilihnya Kota Padang Panjang sebagai lokasi pertama untuk perhelatan “Galanggang Arang” ini tak terlepas dari kisah masa lalu.
Stasiun Kereta Api Padang Panjang merupakan penghubung dari tiga jalur kereta penting, yaitu ke arah Padang, Bukittinggi dan Solok.
Dede menyebutkan, adapun bentuk kegiatan di Galanggang Arang yaitu pendataan dan pemetaan, workshop, dialog warisan budaya, pertunjukan kesenian tradisional dan modern, bazaar, pameran WTBOS. Serta kegiatan untuk meningkatkan partisipasi publik dalam menjaga dan memanfaatkan salah satu warisan budaya ini.
Turut hadir pada kesempatan tersebut, Kepala Divisi Regional II PT KAI Sumbar yang diwakili Kepala Aset, Vendri, Forkopimda, asisten dan staf ahli, kepala OPD, camat dan lurah, niniak mamak, bundo kanduang, tokoh masyarakat serta undangan terkait lainnya. (rmd)




















