AGAM, METRO – Masyarakat nelayan di Kecamatan Tanjung Mutiara, Kabupaten Agam, masih mempertahankan tradisi temurun dari nenek moyangnya yaitu tradisi ”maelo pukek”. Idealnya, tradisi nelayan dalam menangkap ikan perlu dipertahankan. Karena tradisi ini mengandung nilai-nilai adat, budaya dan kearifan lokal.
”Maelo pukek ini, merupakan kerjasama para nelayan dilakukan secara bergotong-royong, yang tak lepas dari tradisi orang Minang,” ungkap Jorong Pasie Paneh Syafrinal, Rabu (6/2).
Dikatakan, ini merupakan tradisi unik yang menjadi daya tarik wisatawan yang berkunjung ke pesisir pantai tiku sambil melihat pemandangan di kawasan tersebut.
”Tradisi ini dilakukan secara berkelompok sebanyak 10 hingga 30 orang nelayan menarik pukek dalam kurun waktu 2 sampai 3 jam,” ujar Syafrinal lagi.
Lebih lanjut ia mengatakan, dalam satu hari, para nelayan dapat maelo pukek 2 sampai 5 kali, tergantung cuaca untuk melaut.
“Jika cuaca bagus, nelayan dapat maelo pukek hasil tangkapannya 2 sampai 5 kali dalam sehari. Justru sebaliknya, kalau cuaca buruk, maelo pukek hanya dilakukan satu kali bahkan tidak sama sekali,” ungkap Syafrinal. (pry)
Komentar