Pemko Alokasikan Rp1,6 M untuk Pariwisata, Padangpanjang Kembangkan Destinasi Baru

PADANGPANJANG, METRO – Dinas Pariwisata Padangpanjang telah menyiapkan anggaran sekitar Rp1,6 milliar pada 2019 ini. Anggaran itu digunakan untuk meningkatkan dan mengembangkan destinasi wisata alam Serambi Mekah sebagai salah satu potensi pendapatan daerah.
Kepala Dinas Pariwisata Padangpanjang , Hendri Fauzan menyebutkan, pada tahun ini, anggaran bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) terdapat sebanyak Rp1 milliar lebih untuk pengembangan program wisata di Padangpanjang. Selain DAK, Pemko Padangpanjang juga telah menganggarkan melalui APBD 2019 ini sebesar Rp600 juta lebih untuk pengembangan pariwisata berbasis masyarakat.
Hendri menjelaskan, selain Desa Wisata Kubu Gadang, pihaknya telah menyiapkan sejumlah destinasi wisata baru berbentuk pengembangan dan pengelolaan hutan berbasis komoditinya (agroforestry).
“Tahun ini selain terus membenahi objek wisata yang ada, kita juga telah menyiapkan pengembangan destinasi baru berbasis masyarakat di sejumlah kawasan. Di antaranya juga pengembangan agroforestry yang sudah berizin dari Kementerian Kehutanan,” ucap Fauzan didampingi Kabid Pariwisata Medi Rosdian, Selasa (5/2).
Medi menambahkan, mendorong program pengembangan pariwisata berbasis masyarakat, Dispar akan dilakukan pembinan terhadap masyarakat secara berkesinambungan. Melalui anggaran dari kementerian sekitar Rp500 juta, dikatakannya telah diprogram untuk memberikan pelatihan terhadap masyarakat.
Ia menjelaskan, salah satu target pengembangan wisata berbasis masyarakat yang dirancang yakni pengembangan kawasan rest area di Kelurahan Silaing Bawah. Taman kota Serambi Hijau akan dijadikan kawasan “Pasa Silayiang” guna menangkap segmen pengunjung yang melintasi jalur Padang-Bukttinggi-Solok dan Batusangkar.
“Di kawasan ini nantinya, pengunjung akan disuguhi keasrian taman kota yang indah, juga terdapat ragam kuliner serta spot foto. Sementara sejumlah kawasan destinasi baru, kita juga memprogram wisata berbasis masyarakat di Kelurahan Sigando dan Koto Katiak berupa pengembangan agroforestry,” sebut Medi. (rmd)

Exit mobile version