Pemilih Anies di Sumbar Lebih Setengah dari Simulasi 3 Nama Calon

Anies Baswedan

PADANG, METRO–Lembaga SBLF Myriset Konsultan Indonesia, merilis elektabilitas presiden Pemilu 2024 di Provinsi Sumatera Barat. Dalam simulasi tiga orang nama, elektabilitas Anies dipilih lebih dari setengah penduduk Sumatera Barat, 50,5%.

Di susul, Prabowo Subianto dengan elektabilitas 34,66% dan Ganjar Pranowo 5,86% dengan angka tidak tahu/tidak menjawab sebesar 8,98%.

Sekretaris DPW NasDem Sumbar, Ardyan di sela sela persiapan kunjungan Anies ke Sumbar hari ini dan Minggu,  optimistis tingginya angka pemilih Anies di Sumbar akan bertahan dan cenderung naik apabila seluruh komponen yang terkait Anies bergerak lebih masif dalam kurun waktu yang masih panjang. Kom­ponen tersebut tidak ha­nya Parpol pendukung, potensi Bacaleg yang ikut Pemilu 2024, tetapi juga seluruh kader dan ke­kuatan relawan.

”Khusus untuk Nas­Dem Sumbar kita terus mem­berikan dorongan agar kekuatan yang ada bergerak lebih maksimal dan masif,” ujar Ardyan yang fokus mengawal pemenangan partai, Sabtu (5/8).

Sebagai kader militan, Ardyan termasik satu di antara pengurus DPW yang memilih fokus mengurus pe­menangan Pemilu dan tak ikut sebagai Caleg. Ardyan pun diamanahkan oleh DPP sebagai Komisi Saksi Nasional (KSN) dengan posisi cukup strategis.

Ardya menyebut, meskipun Survei tentang karakter pemilih dan pilihan masyarakat Sumatera Barat ini, samplingnya sebanyak 800 responden dan dengan pengambilan datanya pada 28 Mei 2023 hingga 2 Juni 2023 dengan metode multistage random sampling dengan wawancara tatap muka, namun tren nya akan terus meningkat seiring perjalanan waktu dan kesiapan seluruh tim terkait untuk pemenangan Anies.

Sebelumnya, seperti dikutip dari hasil rilis survey, Direktur SBLF Myriset, Edo Andrefson mengatakan, risetnya menemukan sejumlah faktor yang membuat munculnya tren elektabilitas ketiga bakal Capres tersebut di Sumatera Barat.

”Untuk Anies Baswedan, karena faktor bakal calon presiden RI pertama yang dideklarasikan koalisi perubahan (Nasdem, PKS & Demokrat) pada 3 Oktober 2022. Ini membuat Anies lebih awal dikenalkan partai pengusung, di setiap daerah se Indonesia,” ungkap Edo.

Selepas Anies mengakhiri jabatan sebagai gu­bernur DKI Jakarta, terang Edo, Anies dinilai punya waktu yang lebih banyak melakukan safari politik ke beberapa provinsi di Indonesia.

”Anies sebagai mantan gubernur DKI Jakarta jadi sorotan banyak mata, terhadap kinerja pembangunan dan pendekatan yang humanis yang telah dila­kukannya selama memimpin masyarakat Jakarta,” ungkap Edo.

Secara sosio kultural, ungkap Edo, masyarakat Sumatera Barat yang berlandaskan ABS-SBK, tentunya lebih cenderung pada pemimpin yang berwawasan dan religius.(cr1)

Exit mobile version