SOLOK, METRO – Wacana Pemko Solok merelokasi para pedagang di sekitar saluran pembuangan air di kawasan Pasar Raya Solok menuai reaksi dari berbagai pihak. Penataan Pasar Raya Solok bukan harus menggusur para pedagang.
Terkait wacana Pemko Solok tesebut, dua politisi muda Kota Solok angkat bicara. Herdiyulis dan Angry Nursa, keduanya anggota DPRD Kota Solok mempertanyakan rencana Pemko Solok tersebut.
Herdiyulis berpendapat, seharusnya Pemko Solok menata para pedagang kawasan Pasar Raya Solok dan bukan mengusur para pedagang sebagai solusi untuk membenahi pasar dari kesemrawutan. Kalaupun ada program untuk menggait anggaran dari pusat tidak harus mengorbankan kepentingan para pedagang.
Angry Nursa juga mengutarakan pendapatnya atas rencana Pemko Solok merelokasi para pedagang di sepanjang bantaran saluran pembuangan air di kawasan Pasar Raya Solok arah Koto Panjang. Seharusnya Pemko Solok lanjutnya, lebih memikirkan nasib para pedagang yang telah lama berjualan di lokasi itu.
“Kalau para pedagang dipindahkan, jelas para pedagang akan kehilangan pelanggannya. Apalagi pemindahan para pedagang tersebut rencananya akan dipindahkan ke pasar sayur di kawasan Simpang Rumbio. Kita juga harus memikirkan nasib para pedagang,” ujarnya.
Terhadap wacana Pemko Solok merelokasi kawasan di sepanjang saluran pembuangan air di bagian belakang Pasar Raya Solok arah Koto Panjang itu juga mendapat penolakan dari para pedagang. Bahkan mereka menyampikan persoalan tersebut ke DPRD Kota Solok.
Dari keterangan para pedagang yang merasa resah dengan wacana Pemko Solok itu, Angry Nursa mengatakan, hendaknya wacana tersebut dikaji ulang dengan mempertimbangkan berbagai aspek agar tidak menimbulkan konflik dan persoalan baru. Memang menurutnya, program Kotaku yang merupakan program pemerintah pusat tersebut sangat positif menciptakan kawasan yang bersih dan nyaman.
“Namun masih banyak lokasi lain di Kota Solok yang dapat dibangun melalui program Kotaku tersebut. Dan rencananya melalui bantuan dana dari pemerintah pusat melalui program Kotaku, kawasan di sepanjang saluran pembuangan air di belakang Pasar Raya Solok arah Koto Panjang akan dijadikan taman,” tukas Angry.
Ia menjelaskan, konsekuensinya jelas mengorbankan para pedagang yang telah berjualan selama ini di lokasi tersebut. Setidaknya sebanyak 143 pedagang terkena dampak dari wacana Pemko Solok itu.
Wakil Wali Kota Solok, Reinier mengatakan menciptakan lingkungan pasar yang bersih dan nyaman sudah menjadi keharusan. Dan melalui program Kotaku, setidaknya harapan untuk menciptakan kawasan pasar yang bersih dan nyaman dapat diwujudkan. (vko)
Komentar