LIMAPULUH KOTA, METRO – Tidak ingin komoditi pertanian kakao terancam hancur karena terserang berbagai jenis hama penyakit seperti buah hitam dan buah keras, komuditas peduli tanamam kakao mengundang 4 orang pakar atau ahli tanaman kakao dari negara Austalia dan Equador.
Ke empat orang ahli tanaman kakao dari Australia dan Equador yang datang memberikan penyuluhan dan motifasi kepada 50 kelompok tani kakao se Kabupaten Limapuluh Kota itu masing-masing bernama Mr Rod dari Australia dan Diego Vergara, Frans dan James Equador.
Kegiatan penyuluhan kepada 50 kelompok tani kakao se Kabupaten Limapuluh Kota tersebut berlangsung di sentra kebun kakao milik Ir. Fikri Amir di Jorong Gando, Nagari Piobang, Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten Limapuluh Kota, Kamis (24/1).
Menurut Ir. Fikri Amir, yang menjadi pelopor para petani kakao di Propinsi Sumatera Barat, utamanya di Kabupaten Limapuluh Kota mengatakan bahwa, diundangnya 4 ahli tanaman kakao dari Australia dan Equador itu, semata-mata untuk membangkitkan kembali gairah petani kakao Propinsi Sumatera Barat, utamanya petani kakao Kabupaten Limapuluh Kota yang mulai redup.
”Sejauh ini potensi pertanian kakao di Propinsi Sumatera Barat, utamanya di kabupaten Limapuluh Kota sempat menjadi komoditi andalan untuk menopang ekonomi masyarakat. Namun belakangan, gairah petani kakao tersebut mulai meredup karena merasa apatis tanaman kakao mereka terserang berbagai jenis hama penyakit seperti buah hitam dan buah keras,” ungkap Fikri Amir yang kini mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Propinsi Sumatera Barat dari PDI Perjuangan.
Diunglapkan Fikri Amir, sebagai ahli kakao di negara Australia dan Eqoador, Mr. Rod, Diego Vergara, Frans dan James menjelaskan tentang potensi dan cara pengolahan tanaman kakao yang dapat menjadi andalan ekonomi masyarakat petani.
”Dulu, para petani kakao di Equador sempat putus asa karena tanaman kakao di negara itu terserang berbagai hama termasuk penyakit atau hama buah hitan dan keras.
Namun beberapa tahun terakhir, petani kakao di Equador bangkit kembali dari kehancuran sehingga sekarang Equador menjadi negara penghasil kakao nomor 3 terbesar di dunia,” papar Diego Vergara, senior Technical Advisor, Economic Growth Internaional Development itu.
Diakui ke empat ahli tanaman kakao itu, bahwa kunci keberhasilan petani kakao di Australia dan Equador terletak dari keseriusan para petani melakukan perawatan tanaman kakao mereka sesuai standar perawatan kebun kakao (SOP).
”Jika proses perawatan kebun kakao tersebut sesuai dengan SOP, maka permasalahan buah hitam dan buah keras akan bisa teratasi,” ulas Mr. Rod, Diego Vargara, Frans dan James.
“Kabupaten Limapuluh Kota tanahnya sangat subur dan geografis tanah sangat cocok dan sesuai untuk tanaman kakao. Dunia mengharapkan biji kakao dari Propinsi Sumatera Barat, khususnya dari Kabupaten Limapuluh Kota. Apalagi Kabupaten Limapuluh Kota dikenalsebagai sentra ternak, sehingga limbah atau kotoran ternak sangat mudah diperoleh untuk pupuk dan bangus untuk kesuburan tanaman kakao,” ungkap Mr. Rod, Diego Vargara, Frans dan James.
Kunci kesuksesan petani kakao, ulas Mr. Rod, Diego Vargara, Frans dan James, selain terletak pada pola perawatan kebun juga harus didukung dengan ilmu pengetahuan tentang pengolahan biji kakao melalui proses permentasi yang dapat mendatangkan keuntungan lebih baik dan tinggi bagi petani kakao. (us)