BUKITTINGGI, METRO – Tantangan generasi muda Sumbar sekarang, adalah bahaya narkoba, LGBT dan perkembangan global teknologi informasi yang begitu dahsyat. Narkoba dan LGBT amat dekat mengancam anak-anak sebagai generasi pelanjut bangsa ini.
“Sudah saat melakukan antisipasi merubah semua ini untuk kebaikan daerah kita bersama,” ujar Wagub Sumbar Nasrul Abit saat memberikan sambutan pengukuhan dan launching tim parenting Yayasan Minang Peduli (YMP) untuk Bukittinggi dan sekitarnya “ bangun peradaban mulai dari keluarga, Tausyiah bersama Uzt. Dr Ahmad Hatta MA, Balai Sidang Hatta, Novotel Bukittijggi, Minggu (27/1).
Wagub Nasrul Abit mengatakan, untuk kebaikan Sumbar saat ini amat prihatin peredaran Narkoba sudah dilakoni oleh orang Sumbar, bukan orang luar yang membawa Nakorba ke Sumbar.
Ini menandakan ancaman bahaya Nakorba amat dekat dengan masyarakat Sumbar. Perlu perhatian banyak pihak, pemerintah daerah dan masyarakat untuk memperhatikan lingkungan tempat tinggal, jika ada cepat lapor kepada pihak berwajib.
Kemudian soal bahaya prilaku LGBT terhadap generasi muda yang setiap waktu terus meningkat. Data dari Konselor RSUP MDjamil LGBT di Sumbar tahun 2016 : 5.000 orang, tahun 2017 : 9.000 orang dan pertengahan 2018 : 14.000 orang. Dan saat ini yang terindifikasi penyakit mematikan HIV Aids 1.400 orang.
Prilaku sek bebas LGBT lebih ganas dari pada pengaruh Pekerja Sek Komersil (PSK), karena pelaku LGBT mereka mencari mangsa menyalurkan penyakit HIV Aids. Dan ancaman saat ini adalah anak-anak kita usia 12 -15 tahun.
Oleh karena itu perlu semangat bersama memberantas LGBT di Sumbar, yang tidak sesuai dengan ajaran agama dah filosofi budaya Adat Bansandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK). Yang sakit silahkan berobat, yang tidak mau berobah silahkan keluar dari Sumbar. “Saat ini untuk perlindungan hukum, kita sedang menyusun perda ketahanan keluarga yang didalamnya ada penindakan terhadap prilaku maksiat dan LGBT,” ujar Nasrul.
Wagub menyampaikan, apresiasi dan terima kasih atas peranan Yayasan Minang Peduli telah mulai melakukan pembinaan dibeberapa kabupaten dan kota di Sumbar. Pemprov Sumbar mendukung apa-apa yang telah dilakukan YMP yang fokus pada pembinaan generasi muda minang mulai dari sejak dini. Pembinaan usia dini dimulai dari keluarga, asupan gizi, prilaku sehat, pengetahuan dan pengajaran terhadap agama dan nilai-nilai budaya dalam bentuk pendidikan karakter.
Ada istilah budaya, “ ketek ta baok baok, lah gadang ta ubah tido”.
Dengan ada pembinaan dan pelatihan fasilitator yang dilakukan YMP, menjadi sebuah gerakkan bersama mewujudkan generasi minang sebagai pusat melahirkan tokoh-tokoh nasional kembali.
Wagub menghimbau dalam menciptakan generasi masa depan Sumbar ini, diharapkan peranan ninik mamak dan perantau melakukan perhatian yang besar dikampung halamannya. Ninik mamak penghulu melakukan kontrol pulang membina secara langsung anak kemenakan dalam kaum.
Ketua Koordinator YMP, Muhammad Kadrial mengatakan, saat ini telah memiliki 27 orang fasilitator pendidikan usia dini bagi keluarga. Dan hari ini mengukuhkan sebanyak 38 orang lagi fasilitator untuk Kota Bukittinggi.
“Kita berharap fasilitator parenting kota Bukittinggi ini dapat menjangkau daerah, Agam, Padangpanjang, Tanahdatar, Pasaman, Pasbar,” ujar Kadrial. (cr8)
Komentar