Diserahkan Langsung oleh Gubernur Sumbar, Kayu Tangkapan Dimanfaatkan Bangun Mushalla

SERAHKAN BANTUAN— Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah menyerahkan bantuan dan kayu hasil tangkapan untuk pembangunan dua mushalla di Nagari Padang Laweh Selatan, Kabupaten Sijunjung, Selasa (18/7).

SIJUNJUNG, METRO–Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah menyerahkan kayu hasil tangkapan untuk pembangunan dua musalla di Nagari Padang Laweh Selatan, Sijunjung, Selasa (18/7). Bantuan pertama adalah untuk musala di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Syafa’at El-Quran, Nagari Padang Laweh Selatan Kecamatan Koto VII Kabupaten Sijunjung. Kemudian, Musalla Nurul Hikmah di Jalan Tabek Batu Sangka, Nagari Dilam Kecamatan Bukit Sundi, Kabupaten Solok.

Mahyeldi menyebutkan dengan penyerahan bantuan kayu sosial tersebut diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat. Namun, yang lebih penting masyarakat dapat ikut menjaga kelestarian hutan. “Hasil tangkapan kayu ini adalah bukti, hutan itu milik masyarakat, bukan milik pribadi. Jika ada yang menebang kayu tidak sesuai aturan, akan ditindak. Ini buktinya,”sebutnya.

Kayu tersebut seba­nyak kurang lebih 18 m3 adalah hasil penindakan petugas Dinas Kehutanan Sum­bar. Ada dua kasus, keduanya sudah memiliki kekuatan hukum tetap. Kasus itu hasil operasi Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (UPTD KPHL) Solok dan Sijunjung. Kemudian diputus oleh dua Pe­ngadilan Negeri (PN) berbeda, yakni PN Koto Baru, Solok dan PN Muaro Sijunjung.

Sementara untuk pe­nyerahan kembali juga ditetapkan oleh masing-masing PN. Pertama untuk MI Syafa’at El-Quran, Nagari Padang Laweh Selatan Kecamatan Koto VII Kabupaten Sijunjung. Ditetapkan pada 17 Mei 2023. Den­gan jumlah 11,74 m3. Be­ntuknya kayu bulat sebanyak 16 batang. Namun pe­nyerahannya sudah dalam bentuk potongan.

Kemudian untuk Musala Nurul Hikmah di Jalan Tabek Batu Sangka, Nagari Dilam Kecamatan Bukit Sundi, Kabupaten Solok ditetapkan pada 13 Juli 2023 oleh PN Koto Baru. Seba­nyak 39 keping atau 6,65 m3. Selain menyerahkan bantuan kayu. Mahyeldi juga membantu dana pemba­ngunan Musala MI Sya­fa’at El-Quran senilai Rp20 juta. Ditambah bantuan honor guru sebanyak Rp2 juta perorang untuk 19 guru.

Kepala Dinas Kehutanan Sumbar, Yozarwardi Usama Putra menyebutkan kayu hasil tangkapan tersebut dapat dimanfaatkan untuk kepentingan sosial.  Sesuai Peraturan Menteri (Permen) Lingku­ngan Hidup dan Kehutanan Nomor P.26/MENLHK/SETJEN/KUM.1/4/2017, peruntukan pemanfaatan ba­rang bukti temuan ditujukan untuk kepentingan publik atau so­sial. “Bantuan ini adalah kayu temuan hasil operasi pengamanan hu­tan,”sebutnya.

Mekanismenya, PN me­netapkan sebagai kayu temuan. Kemudian ada organisasi masyarakat me­ngajukan permohonan. Me­­lalui Dinas Kehutanan, kemudian ditetapkan pemnfaatan barang bukti temuan. “Jika permohonan sesuai dengan ketentuan, maka proses pemanfaatan peruntukan barang bukti dapat dilanjutkan, ”sebutnya. Sekadar diketahuik MI Syafaat El-Quran adalah sekolah didirikan oleh hafiz dan qori asal Sijunjung. Mereka sepakat memba­ngun sekolah hafiz juga pada 2015. Salah satu pen­dirinya, Dasrizal qari asal Sijunjung yang pernah juara tingkat internasional dengan cabang tilawah.

Semula sekolah ditempatkan di Jalan Adinegoro, Sijunjung. Tak bertahan lama, karena pemilik gedung tidak memperpanjang kontrak. Akhirnya pindah ke tanah hibah dari Pem­kab Sijunjung, di Padang Laweh Selatan. Kemudian dibangun tiga ruang se­kolah. Hanya saja ba­ngu­nan itu berdinding kayu, mobilernya seadanya. Pem­batas ruang juga su­dah bolong-bolong.

MI Syafaat El-Quran saat ini memiliki murid sebanyak 65 orang, dari kelas 1 sampai kelas 6. Ditambah dengan 20 murid MTI. Mereka diasuh oleh seba­nyak 19 guru. Gajinya gurunya juga tidak seberapa, masih ada yang menerima gaji Rp150/bulan. Itupun juga sering menunggak. Tapi mereka tetap sema­ngat mengajar.

Sekarang ada 6 ruang kelas. Bangunan itu tidak seperti sekolah biasanya. Dindingnya sebagiann ka­yu, hanya bagian luar beton. Apalagi musala, persis seperti dangau di sawah, tidak ada dinding, tak pu­nya tempat wuduk, hanya atap dan lantai kayu.

Warlan Sukandar, Pe­ngurus Yayasan MI Sya­faat El Quran menyebut, bantuan teresebut sangat betmanfaat bagi MI. “Kami sangat bersyukur dengan bantuan ini. Semoga bisa menyelesaikan pemba­ngunan mushalla agar a­nak-anak bisa praktik iba­dah dengan baik,”ujarnya. Sejatinya beberapa donatur ada yang berminat membantu dan memba­ngun menjadi lebih representatif. Hanya saja, karena status tanahnya belum jelas, akhirnya donatur mengurungkan niatnya. Untuk itu, Warlan berharap Pemkab Sijunjung dapat membantu memastikan status hibah tanah tersebut. Sehingga ada donatur mau membangun sekolah itu. Meski begitu, sekolah itu sudah beberapa kali mengutus muridnya ke ajang MTQ tingkat provinsi. Termasuk lomba sain madrasah tingkat provinsi. “Jangan lihat bangunan dan gedung. Tapi kualitasnya. Tapi sampaikan kapan kami bertahan dengan kondisi seperti ini,”pungkas Warlan.(fan)

Exit mobile version