PDGPARIAMAN, METRO – Ratusan hektar lahan sawah milik masyarakat di Nagari Lareh Nan Panjang, Kecamatan VII Koto Sungai Sariak, Kabupaten Padangpariaman terancam gagal panen. Kegagalan panen tersebut dipicu karena berpindahnya aliran sungai Batang Piaman dari aliran lama ke lahan sawah milik masyarakat.
Walinagari Lareh Nan Panjang Akhiruddin, Minggu (27/1) menyebutkan, perpindahan itu terjadi karena adanya bencana alam longsor dari salah satu tebing yang berada di pinggir sungai, sehingga aliran sungai tertutup. Dan aliran air memasuki lahan persawahan masyarakat dan menggenangi sawah warga yang akan panen.
Ia mengatakan, longsor tersebut terjadi, Sabtu (12/1) sekitar pukul 09.00 WIB yang disebabkan karena tingginya curah hujan mengguyur wilayah Padangpariaman belakangan ini.
”Sorenya sekitar pukul 16.00 WIB, hujan deras dengan cuah yang cukup tinggi juga mengakibatkan terjadinya peningkatan volume air Batang Piaman dan membuat tanggul yang sudah dibuat masyarakat menjadi jebol dan air sungai menggenangi lahan sawah masyarakat,” kata Akhiruddin.
Akibatnya, dijelaskan Akhiruddin, sebanyak 15 hektare lahan sawah masyarakat gagal panen. Kemudian, seluas 111 hektare lainnya yang berada di Nagari Lareh Nan Panjang dan Nagari Lareh Nan Panjang Barat terancam gagal panen karena sawah masyarakat berubah menjadi aliran sungai Batang Piaman yang baru.
”Untuk mengatasinya, kita membutuhkan pengerukan sendimen lumpur yang menimbun aliran sungai yang lama agar aliran air balik ke aliran semula. Sawah masyarakat 111 hektare itu bisa diselamatkan,” ulas Akhiruddin.
Kata Akhiruddin , pihaknya telah meminta bantuan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Padangpariaman untuk mencarikan solusinya. Lalu Pemkab membantu dengan meminjamkan satu unit alat berat untuk mengeruk kembali sendimen longsoran tebing tersebut.
“Namun kami terkendala dengan biaya operasional alat berat tersebut. Setelah kami hitung-hitung biaya operasionalnya mencapai Rp40 juta selama 12 hari kerja,” ujarnya. (z)
Komentar