SOLOK, METRO – Jaringan internet yang belum merata di Kabupaten Solok, menjadi kendala bagi sekolah dalam pelaksanaan ujian dengan sistem Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Dari 71 SMP dan 35 MTsN yang ada di Kabupaten Solok, dipastikan hanya 63 persen yang akan mengikuti ujian sistem UNBK.
Dengan alasan keterbatasan jaringan internet tersebut hanya 48 SMP dan 18 MTs yang akan mengikuti sistem ujian nasional dengan menggunakan media komputer tersebut.
“Masih belum menyeluruh sekolah yang ikut UNBK karena jaringan internet yang belum merata di Kabupaten Solok terutama di daerah terisolir menjadi kendala utama dalam merealisasikan 100 persen sekolah memakai sistem UNBK,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Solok, Zulkisar.
Persoalan lainnya terangnya, beberapa sekolah juga belum memiliki fasilitas yang cukup untuk menggelar UNBK. Sebab, sesuai regulasi sebuah sekolah minimal harus memiliki 40 unit komputer. Namun banyak sekolah yang belum menyanggupi hal tersebut, tapi ada juga beberapa sekolah yang menumpang di sekolah lainnya untuk melaksanakan UNBK.
Dari kondisi sekolah tersebut jelas Zulkisar, dapat dirinci bahwa dari 48 SMP, hanya 15 sekolah yang melaksanakan UNBK secara mandiri. Kemudian, dari 18 MTs, ada sebanyak 11 sekolah yang sudah mandiri, lalu sisanya masih menumpang di SMK dan SMA terdekat.
“Kita sudah mengusulkan penambahan komputer bagi sekolah. Namun kita juga memiliki keterbatasan dana untuk memenuhi kebutuhan komputer di sekolah untuk menggelar UNBK,” katanya
Dibandingkan 2018 lalu, peserta UNBK jauh meningkat. Dari jumlah peserta pada tahun lalu hanya 2.631 siswa dari 19 SMP dan 15 MTs. Sedangkan 2019 ini mencapai 4.062 siswa 48 SMP dan 18 MTs.
Untuk persiapan UNBK ini, ia menyebut selalu mewanti-wanti sekolah untuk semaksimal mungkin mempersiapkan para siswa dalam menghadapi UNBK tahun ini. Termasuk mengadakan try out yang efektif. Pihaknya juga akan menggelar simulasi UNBK sebagai langkah untuk memeratakan persiapan di tiap-tiap sekolah. (vko)
Komentar