PARIAMAN, METRO – Wali Kota Pariaman H Genius Umar menyatakan tahun 2018 telah berakhir, menandakan tahun batasan pembangunan, pekerjaan, penilaian kinerja, target pekerjaan di tahun 2018 telah berakhir.
“Sekarang kita menghitung apa yang telah kita lakukan di tahun 2018 dan selanjutnya dijadikan evaluasi perbaikan di tahun 2019. Saya dilantik menjadi walikota Pariaman tanggal 9 Oktober 2018, mungkin belum banyak kinerja yang telah buat bersama wakil walikota dan kawan kawan birokrasi yang membantu,” kata Genius Umar, kemarin.
Namun katanya, semangat yang sangat besar bersama kawan-kawan di birokrasi melakukan berbagai inovasi untuk memulai lebih awal beberapa janji kampanye yang seterusnya menjadi visi, misi dan program unggulan daerah yang nantinya akan bahan utama dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) kota Pariaman tahun 2018-2023.
Beberapa Program Strategis tersebut adalah Program Pendidikan, seperti melanjutkan Program Wajib Belajar 12 tahun. Wajib belajar 12 tahun adalah program pendidikan yang mengharuskan anak-anak menempuh pendidikan dasar selama 12 tahun yaitu tingkat SD, SLTP, dan SLTA.
Dengan perubahan undang-undang Pemerintahan daerah tahun 2014, kewenangan pendidikan SD dan SLTP berada ditangan pemerintah Kota, sedangkan SLTA berada dibawah kewenagan pemerintah Propinsi.
Untuk pendidikan SD dan SLTP kami melanjutkan program pendidikan gratis, sedangkan untuk pendidikan tingkat SLTA kami masih berusaha untuk memberikan subsidi kepada warga kota pariaman yang belajar di SLTA untuk menerapkan wajib belajar 12 tahun ini.
Karena SLTA merupakan kewenangan propinsi maka cara dilakukan adalah melalui bantuan keuangan khusus.
Program 1 rumah 1 Sarjana. Asumsi awal adalah telah banyak bantuan kepada warga miskin yang diberikan oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, namun, perubahan angka kemiskinan tersebut tidak signifikan.
Solusinya adalah sesuai dengan teori ekonomi pembangunan, bahwa salah satu cara yang dominan untuk memutus rantai kemiskina adalah melalui pendidikan.
Anak warga miskin disekolahkan di perguruan tinggi vokasi dengan target anak tersebut akan memiliki keahlian dibidang vokasi dan industrial selanjutnya mereka akan berkerja di Industri atau bekerja mandiri.
Setelah anak warga miskin yang terdidik terlatih tadi akan menghasilkan uang untuk membantu keluarga dan mengangkat keluarganya masing masing level kelas menengah atau terangkat dari kemiskinan.
“Kami memiliki target dalam lima tahun ini akan bisa menyekolahkan anak warga miskin ini sekitar 1.000 orang anak warga miskin. Berkaitan dengan program satu rumah satu sarjana bagi warga miskin, kami telah menandatangani memorandum of understanding (MOU) dengan beberapa perguruan tinggi, yaitu Politeknik Negeri Padang Kementrian Riset dan Dikti,” ujarnya.
Kota Pariaman telah mengirim 19 orang mahasiswa untuk beberapa jurusan sejak semester yang lalu, Politeknik Akademik Teknologi Industri Padang dibawah kementrian Perindustrian dan selanjutnya dalam waktu dekat ini akan dilakukan penandatanganan MOU dengan Politeknik Pelayaran Kementrian Perhubungan di Tiram dan beberap perguruan tinggi lainnya termasuk nantinya dengan beberapa perguruan tinggi local yang ada di kota Pariaman.(efa)
Komentar