Pembelajaran Berdiferensiasi menggunakan beberapa pendekatan terhadap konten, proses, dan produk. Di semua ruang kelas, guru berurusan dengan setidaknya tiga elemen kurikuler: (1)
konten, masukan, apa yang dipelajari murid; (2) proses, bagaimana murid berupaya memahami ide dan informasi; dan (3) produk, keluaran, atau bagaimana murid menunjukkan apa yang telah mereka pelajari.
Dengan membedakan ketiga elemen ini, guru menawarkan pendekatan berbeda terhadap apa yang dipelajari murid, bagaimana mereka mempelajarinya, dan bagaimana mereka menunjukkan apa yang telah mereka pelajari. Kesamaan dari pendekatan yang berbeda ini adalah bahwa semuanya dibuat untuk mendorong pertumbuhan semua murid dalam usaha mereka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dan untuk memajukan atau meningkatkan proses pembelajaran baik untuk kelas secara keseluruhan maupun untuk murid secara individu.
Agar dapat melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi ini tentunya pendidik perlu adanya pemetaan kebutuhan belajar peserta didik yang dilihat berdasarkan kesiapan belajar, minat atau bakat, serta profil belajar murid melalui hasil pelaksanaan tes diagnostik yang dilakukan. Hal ini dapat diidentifikasi dan dipetakan dengan baik setelah dilakukannya tes diagnostik kognitif dan diagnostik non kognitif. Sebagai penguat tes diagnostik yang dilakukan, guru juga dapat melakukan survei, obsevasi, dan kunjungan rumah agar data-data pemetaan kebutuhan belajar murid semakin valid sehingga persiapan pembelajaran yang akan dilaksanakanpun dapat disiapkan dengan lebih maksimal.
Oleh karena itu berdasarkan pemetaan tersebut guru akan mengintegrasikan kedalam rencana pelaksanaan pembelajaran dikelas sehingga kebutuhan belajar siswa tercapai. Namun pemetaan tersebut harus bisa mencapai tujuan pembelajaran. Dalam RPP juga harus memuat instrumen penilaian sesuai dengan kebutuhan belajar siswa. Sehingga itu menjadi acuan dalam melakukan penilain ketercapaian tujuan pembelajaran. Berdasarkan hal-hal yang telah dipaparkan di atas tersebut maka dapat kita simpulkan bahwasaya dengan diadakannya tes diganostik dan pemetaan kebutuhan belajar murid sangat membantu guru memahami kesiapan belajar dan kondisi murid berdasarkan kodratnya masing-masing. Sehingga tidak guru dapat mengelola kegiatan pembelajaran dan perlakuan yang berbeda terhadap murid sesuai dengan kodratnya masing- masing. (***)




















