Akibat kabut pekat, seorang anak di Payakumbur harus memakai masker ke sekolah. (foto Hasperi Armi – facebook)
PADANG, METRO–Tren titik panas (hotspot) atau titik api kebakaran hutan di Sumatera kembali naik setelah selama lima hari terakhir mengalami penurunan. Di Sumbar sendiri saat ini memang terpantau dua hotspot, tapi belum diketahui dengan jelas lokasinya. Namun, observasi dan pemantauan terus dilakukan agar kondisi kabut asap kiriman ini tidak bertambah parah.
Informasi yang diterima POSMETRO, satelit Terra Aqua Senin (21/9) sekitar pukul 05.00 WIB mendeteksi di Sumatera ada 399 titik yaitu Jambi (39 titik), Kepulauan Bangka Belitung (19 titik), Kepulauan Riau (satu titik), Lampung (20 titik), Riau (189 titik), Sumbar (dua titik), Sumsel (124 titik), Sumut (lima titik).
Berdasarkan data tersebut, Kabid Pengamanan dan Perlindungan Hutan Dinas Kehutanan Sumbar, Faridil Afrasy mengatakan, pihaknya belum mendapatkan secara detail dua hotspot yang berada di Sumbar tersebut. Pasalnya, dua hari belakangan, Sumbar sudah diguyur hujan dan intensitas asap pun sedikit berkurang.
“Dalam pemantauan yang kita lakukan, belum ada laporan terkait dua titik tersebut. Tapi, kita sudah melakukan observasi penuh di lapangan,” ucap Faridil.
Selain itu, dia menyebutkan, dua hari belakangan ini memang sudah sedikit lega untuk kabut, sebab sudah turun hujan. Dia berharap, hujan turun dan menyapu semua kabut asap yang masih tersisa di Sumbar. Dia memastikan, kabut asap yang terjadi di Sumbar ini akan bisa diatasi dalam waktu dekat karena intensitas kabut yang terjadi di Sumbar masih dalam batas kewajaran.
“Kita selalu menunggu laporan dari daerah tentang kondisi kabut asap terkini di daerahnya. Dan juga menunggu informasi dari masyarakat apabila menemukan pembakaran lahan atau hutan,” paparnya.
Sementara, data dari BNPB Pusat, hotspot di Riau mengalami peningkatan. Kebakaran hutan dan lahan marak terjadi di Pelalawan, Kampar dan Inhu. Taman Nasional Tesso Nelo pun terbakar. Ada dua hal penyebabnya yaitu api yang awalnya sudah padam kemudian menyala lagi. Yang kedua karena pembakaran baru.
Dari pantauan BNPB, jarak pandang Senin jam 06.00 WIB Pekanbaru 6.000 meter, Padang 4.000 meter, Jambi 400 meter, Palembang 2.000 meter, Pontianak 2.000 meter, Ketapang 1.200 meter, Sampit 100 meter, Palangkaraya 200 meter, Muara Teweh 100 meter, Sanggu-Buntok 100 meter dan Banjarmasin 500 meter.
“Sedangkan, kualitas udara di Pekanbaru 136 sedang, Padang 132 sedang, Palembang 162 tidak sehat, Pontianak 88 sedang, Banjarbaru 136 sedang. Hal ini mengindikasikan secara umum kondisi mulai membaik,” tulis Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB dalam siaran persnya.
Selain itu, pemadaman darat terus dilakukan dengan mengerahkan sekitar 12.000 personil dari BPBD, Manggala Agni, TNI, Polri dan lainnya di 6 provinsi. Pemadaman udara dilanjutkan menggunakan 17 helikopter untuk water bombing dan 4 pesawat untuk TMC. Hari Minggu (20-9-2015) telah dilakukan water bombing di Kalbar 54 sorti (1.655 penyiraman), Jambi 1 sorti (33 penyiraman), Sumsel 23 sorti, Kalteng 4 sorti (47 penyiraman), Kalsel 3 sorti (52 penyiraman).
“Hingga saat ini, penegakan hukum terus dilakukan Polri dan PPNS. Di Kalteng ada 48 kasus (3 korporasi, 45 orang tersangka), di Riau (21 korporasi, 47 orang tersangka), Sumsel (4 korporasi, 26 orang tersangka), Jambi (27 orang tersangka),” paparnya. (age)