ISI Gelar Festival Tari Bertaraf Internasional

PADANG PANJANG, METRO–Wali Kota, H. Fadly Amran, BBA Datuak Paduko Malano membuka West Sumatera Dance Festival (WSDF) Tahun 2022, Rabu (21/9) malam, di Gedung Pertunjukan Hoerijah Adam Institut Seni Indonesia (ISI) Pa­dang­panjang. WSDF merupakan festival tari bertaraf internasio­nal yang diselenggarakan Program Studi Seni Tari, Fakultas Seni Pertunjukan ISI.

Wako Fadly menyampaikan, WSDF menjadi sebuah sarana Pemko dan ISI mencitrakan Padang Panjang. Bukan saja sebagai Kota Serambi Mekkah dan Kota Pendidikan, tetapi juga la­yak sebagai Kota Seni.

“Ke depan, akan kita masukan ke festival tahunan kota. Kita telah menggelar Padang Panjang Art Fest Tahun 2021. Menjadi sebuah embrio. Ke depan ke­giatan seni lukis dan seni tari menjadi Internasional Padang Panjang Art and Dance Festival. Saya sudah titipkan anggarannya agar ditambahkan untuk pertunjukan tarinya. Tahun depan kita berharap, menjadi sebuah simposium, sebuah festival gabu­ngan antara seni lukis dan seni tari. Mengadopsi apa yg telah dilakukan hari ini,” ungkapnya.

Lebih lanjut dirinya berharap, dalam beberapa tahapan WSDF ini dapat menjadi pembelajaran bagi seluruh elemen untuk memahami selera dan gaya seniman yang menjadi tantangan agar karya seni tari khususnya di Sumatera Barat bisa dinikmati masyarakat dengan cakupan le­bih luas.

“Mari manfaatkan mome­ntum ini, untuk kita belajar, berbagi gagasan, pengalaman dan praktik dan semua aspek tari. Sehingga menjadi interdisipliner utama bagi para peneliti, praktisi untuk mempresentasikan i­novasi, tren serta tantangan praktis yang dihadapi dan solusi yang diadopsi yang melibatkan tren baru di bidang seni,” tambahnya.

Sementara itu, Rektor ISI, Prof. Dr. H. Novesar Jamarun, MS menyampaikan apresiasi kepada Wako Fadly yang selalu menyampatkan hadir disetiap kegiatan ISI. Ia berharap WSDF dapat dimasukkan ke agenda event tahunan di Kota Padang Panjang.

Dikatakannya, WSDF ini digagas untuk bisa meningkatkan kepedulian terhadap budaya khususnya seni tari. Pihaknya merasa bahagia dan berharap melalui festival ini sebagai awal kebangkitan seni tari pascapandemi. “Tahun lalu telah menjadi pergolakan luar biasa akibat dampak pandemi, yang membawa perubahan besar dalam du­nia seni khususnya seni tari. Allhamdulillah, kita di ISI tidak pernah absen mengikuti berbagai festival tari Internasional,” ung­kapnya.

Ketua Pelaksana, Sherly No­valinda menyebutkan, festival ini diadakan hingga 23 September mendatang. Terdiri dari empat kegiatan, yaitu pertunjukan utama, konferensi tari nasional, bengkel dan parade tari.

“Selain untuk mempertemukan seniman dan akedemisi serta berbagi pengalaman, WSDF ini juga diisi pertunjukan dari koreografer lokal dan dari berbagai negara. Di antaranya dari Vietnam, Malaysia dan USA,” terangnya. (rmd)

Exit mobile version