Inflasi Padang Panjang Turun 0,24 Persen

Putra Dewangga, S.S, M.Si

PDG.PANJANG, METRO–Inflasi di Kota Padang Panjang pada Juli lalu, alami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. Dari 1,28% pada Juni, turun menjadi 0,24 persen.  “Pe­nurunan tersebut dipicu oleh mulai turunnya harga pada beberapa komoditas pangan strategis. Di an­taranya cabai merah, ba­wang merah, minyak go­reng dan daging ayam ras, ” sebut Kabag Perekonomian dan Sumberdaya Alam Setdako, Putra Dewangga, S.S, M.Si.

 Dikatakan Putra, inflasi Padang Panjang sebagai kota non-IHK mengacu kepada inflasi kota IHK (Indeks Harga Konsumen-red) terdekat, yaitu Kota Bukittinggi. Pada Juni lalu, ka­tanya, 12 komoditas dari 45 komoditas pangan strategis yang dipantau, menga­lami kenaikan harga dan memberikan andil pada stabilitas harga pangan di Kota Padang Panjang. Yaitu beras kualitas I, daging sapi, daging ayam broiler, telur ayam ras, cabai hijau, cabai rawit, cabai merah, bawang merah, ikan asin, teri, sawi bola, wortel dan seledri.

“Tujuh komoditas di Padang Panjang mengalami penurunan harga yang mempengaruhi stabilitas harga pangan. Di antara­nya, gula pasir, daging ayam kampung sedang, telur ayam kampung, ba­wang putih, buncis, mi­nyak goreng kemasan sederhana, dan minyak goreng curah,” ungkapnya.

Sedangkan pada Juli, tiga komoditas dari 45 komoditas pangan strategis yang dipantau mengalami kenaikan harga dan mempengaruhi stabilitas harga pangan. Yaitu, daging a­yam kampung besar, kacang kedele dan sawi bola. “Sebanyak 18 komoditas mengalami penurunan har­ga dan memiliki andil dalam stabilitas harga pa­ngan. Yaitu daging ayam broiler, daging ayam kampung kecil, telur ayam ras, cabai hijau, cabai rawit, cabai merah, bawang me­rah, bawang putih, kacang hijau, kacang tanah, ikan asin, teri, buncis, wortel, seledri, bawang bombai, minyak goreng kemasan sederhana, minyak goreng kemasan premium dan mi­nyak goreng curah,” paparnya

Dikatakannya lagi, ke­naikan inflasi di Sumatera Barat khususnya di Kota Padang Panjang dipicu dengan tingginya permin­taan pada bulan Ramadan dan Idulfitri pada Mei lalu hingga Iduladha pada Juli kemarin.

Tingginya tingkat inflasi, tambahnya, didominasi terjadi karena kenaikan harga cabai merah di Pa­dang Panjang dan Suma­tera Barat. Kenaikan harga bahan pangan ini disebabkan oleh biaya produksi dari produk pangan yang meningkat karena curah hujan ekstrem sejak Mei hingga akhir Juli yang me­ngakibatkan kenaikan harga makanan dan minuman. Sehingga mempengaruhi tingkat inflasi secara keseluruhan dan masih banyak faktor lainnya.

Terkait dengan kondisi ini, kita sarankan agar melakukan koordinasi dan sinergi dengan Dinas Pa­ngan dan Pertanian untuk pemantauan terhadap per­kembangan produksi pa­ngan di Kota Padang Panjang secara lebih intensif. Melakukan koordinasi dan sinergi antarpemerintah daerah dalam menangani ketersediaan pangan. “Men­jaga ketersediaan komoditi pangan di pasar dan pe­ngendalian distribusinya. Serta melakukan koordinasi dengan Pertamina untuk pengendalian harga dan ketersediaan BBM agar tidak terganggunya kegiatan distribusi pengangkutan barang komoditi,” tu­tupnya. (rmd)

Exit mobile version