POLIKO, METRO – Menjadikan masjid sebagai sentra pemberdayaan ummat, bagian Kesra Sekretariat kota Payakumbuh melaksanakan pelatihan managemen atau idarah masjid se-kota Payayakumbuh di aula eks. Kantor balaikota bukik Sibaluik. Kegiatan ini berlangsung selama 2 (hari), Rabu dan Kamis (28/29).
Pelatihan idarah ini menghadirkan langsung 2 orang narasumber dari Takmir (pengurus) masjid Jogokariyan, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Adapun narasumber tersebut ialah Muhammad Rosyid, ST dan Wahyu Tejo Raharja.
”Manajemen atau idarah masjid yang baik harus bisa memberikan tempat terbaik bagi jamaah dalam melaksanakan ibadah maupun kegiatan sosial kemasyarakatan. Karena itu, peran takmir masjid harus ditingkatkan, sehingga bisa menciptakan kemakmuran masjid,” demikian sambutan yang disampaikan oleh Walikota Payakumbuh, dalam hal ini diwakili oleh Staff ahli bidang kemasyarakatan dan sumber daya manusia, Syahril.
Jika melihat dari esensi makna dari idarah masjid tersebut, maka pengurus maupun jamaah masjid mempunyai tugas dan tanggungjawab untuk memakmurkan masjid. Langkah ini penting agar peran dan fungsi masjid sebagai pusat pertumbuhan peradaban islam dapat diaplikasikan di tengah-tengah ummat.
”Apalagi selama ini masih ada anggapan dari umat Islam bahwa masjid hanya sebatas sebagai pusat ibadah dalam arti sempit seperti shalat. padahal seharusnya masjid bisa lebih dikembangkan menjadi madrasah, tempat konsultasi hukum islam, maupun sosial kemasyarakatan lainnya,” ungkap Syahril.
Wali Kota berharap setelah mengikuti pelatihan ini, agar benar-benar bisa menerapkan pengelolaan masjid secara profesional, sehingga bisa menghilangkan persepsi masjid hanya untuk tempat ibadah dalam arti sempit tersebut. Sebab, berpijak pada prinsip ajaran Islam tentang keterpaduan antara ibadah mahdhoh dengan ibadah sosial, maka masjid haruslah memancarkan cahaya yang menyinari lingkungan dan jamaahnya.
”Oleh karena itu, setiap kegiatan yang dilakukan di dalam masjid harus berimplikasi kemanfaatan dalam kehidupan masyarakat. Bahkan setiap persoalan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat, kalau mungkin dapat diselesaikan berdasarkan nilai-nilai yang berkembang di dalam masjid,” imbuhnya.
Walikota juga mengajak para pengurus masjid untuk lebih aktif dan kreatif serta ikhlas melaksanakan berbagai kegiatan keagamaan di masjid. Terlebih saat ini umat islam dihadapkan dengan pengaruh negatif dari globalisasi, seperti persoalan mulai lunturnya moral dan akidah generasi muda Islam, pengaruh narkoba, pornografi, minuman keras dan kenakalan remaja.
”Kita punya tanggungjawab untuk membangkitkan semangat remaja islam masa kini, agar mencintai dan memakmurkan masjid. Mengingat, ada kecenderungan di beberapa daerah, remaja islam sudah jarang sekali berada di masjid, mereka terkalahkan teknologi canggih serta pergaulan bebas,” tandasnya. (us)