PADANG, METRO – Wali Kota Terpilih Kota Padang, Hendri Septa mengingatkan generasi muda Kota Padang, agar mengantisipasi bahaya berkembangnya LGBT di kota ini. “Pelaku LGBT saat ini sedang memangsa kita. Umumnya sekarang yang jadi target mangsanya anak-anak. Karena itu berhati-hatilah. Jangan sampai kita jadi korban mereka,” tegas Hendri Septa, saat menjadi pembicara pada seminar bertajuk “Indonesia Damai Tanpa Konflik”, yang dilaksanakan Organisasi Karang Taruna Sumbar, Senin (29/10) di Gedung Rohana Kudus, Padang.
Seminar dihadiri, Pengurus Karang Taruna Sumbar, OSIS, OKP se-Kota Padang, Pengurus Karang Taruna Kota Padang, kecamatan hingga kelurahan. Selain itu juga hadir mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Sumbar.
Untuk membentengi diri dari pengaruh LGBT, Hendri Septa juga mengingatkan generasi muda agar memperkuat pendidikan agama. “Di Indonesia, ada lima agama yang dilindungi UU. Karena itu perkuat pendidikan agama sesuai yang danut, demi kelangsungan hidup generasi muda di masa mendatang,” imbaunya.
Selain membentengi diri dengan ilmu agama, Hendri Septa juga mengajak generasi muda agar dapat memaknai pendidikan yang terkandung dalam Pancasila. “Generasi muda agar selalu memasukan Pancasila dalam hatinya,” harapnya.
Hendri mengungkapkan, Pancasila merupakan salah satu pilar dari empat pilar kebangsaan, selain Bhineka Tunggal Ika, Undang-Undang Dasar 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dengan mengimplementasikan empat pilar ini dalam kehidupan, maka generasi muda saat ini, ikut menjaga keutuhan berbangsa dan bernegara dan menjadi generasi yang punya jatidiri, bukan tiru tiruan.
Anggota DPR-RI dari Partai Amanat Nasional (PAN), Asli Chaidir mengatakan, empat pilar kebangsaan dan pendidikan Pancasila sangat penting untuk membentuk moral generasi muda. Karena itu, dirinya sebagai Anggota DPR-RI memiliki tanggung jawab moril untuk ikut terjun langsung menyosialisasikan empat pilar kebangsaan ini ke tengah-tengah masyarakat.
“Meski tidak dihapuskan dalam pendidikan sekolah, namun saat ini pendidikan Pancasila memang belum masuk dalam kurikulum pendidikan di sekolah. Karena itu, ke depan, dirinya akan berjuang agar pendidikan Pancasila ini dapat diakomodir melalui kurikulum,” bebernya.
Asli Chaidir mengingatkan, empat pilar kebangsaan diibaratkan sebagai tonggak atau pondasi rumah. Jika satu roboh, maka yang lain ikut roboh. Karena itu, untuk menjadi tugas generasi muda saat ini untuk mempertahankan posisi bangsa ini agar tetap berdiri kokoh dengan jati dirinya yang kuat. “Dengan menegakan empat pilar kebangsaan ini, bangsa dan negara kita berdiri secara fundamental dan agar jangan menjadi cemoohan bangsa lain,” tegasnya.
Ketua Karang Taruna Sumbar, Mahdianur Musa didampingi Sekretaris, H Rahmat Saleh, mengapresiasi dilaksanakannya seminar ini. Menurutnya, Karang Taruna sebagai candra kawah di muka diharapkan dapat menjadi wahana bagi generasi muda untuk mengaktualisasi diri. “Kegiatan ini merupakan bentuk aktualisasi diri generasi muda melalui kegiatan-kegiatan yang positif dan bermanfaat bagi masyarakat,” ungkapnya.
Ketua Panitia Seminar, Febriyadi mengatakan, seminar yang dilaksanakan nanti, merupakan rangkaian dari kegiatan Bulan Bakti Karang Taruna (BBKT) tingkat Sumbar. “Selain rangkaian dari kegiatan BBKT, seminar ini juga merupakan rangkaian kegiatan memeringati Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober,” ungkap Febriyadi, kemarin. (fan)