PDG,PARIAMAN, METRO – Bupati Padangpariaman H Ali Mukhni menyatakan, puluhan ribu peziarah dari berbagai daerah hingga kini mulai siang dan malam hadiri basafa di kawasan Masjid Agung dan Makam Syekh Burhanuddin, Kecamatan Ulakan Tapakis, Padangpariaman.
”Mereka para peziarah datang dari berbagai daerah di Indonesia ini, bahkan mereka sengaja datang dari luar negeri, seperti Malaysia, Brunai Darussalam dan Singapura dan negara lainnya. Mereka itu masyarakat kita yang tinggal di luar negeri sambil membawa rombongan untuk khusus pergi basyafa,” kata Bupati Padangpariaman H Ali Mukhni, kemarin.
Sebelumnya Pemkab Padangpariaman telah mempercantik kawasan masjid dan makam agar indah dan menjadi kawasan wisata religius termegah di Indonesia. “Dengan kondisi ini otomatis masyarakat ramai datang dan secara tidak langsung meningkatkan ekonomi masyarakat,” ungkapnya.
Dikatakan, ribuan jamaah tarekat Syattariyah dari berbagai daerah melaksanakan tradisi “basapa” atau berziarah bersama ke makam Syekh Burhanuddin di Kecamatan Ulakan Tapakis.
”Tradisi ziarah bersama ini rutin dilaksanakan setiap tahun, atau setiap 10 Safar yang juga merupakan tanggal wafatnya Syekh Burhanuddin pada 1111 Hijriah,” katanya.
Dengan dilaksanakannya kegiatan ini maka hingga sepekan ke depan makam Syekh Burhanuddin akan terus didatangi para peziarah dari berbagai daerah di Sumbar, bahkan dari luar provinsi di Pulau Sumatera.
Para peziarah ini berdatangan untuk melakukan zikir, membacakan tahlil dan tahmid untuk mendoakan Syekh Burhanuddin sebagai orang yang berjasa dalam menyebarkan agama islam di Minangkabau.
Ia mengatakan selain sapa gadang atau ziarah besar, pada tradisi ini juga ada sapa ketek atau ziarah kecil yang biasanya diselenggarakan seminggu lagi sebagai bentuk peringatan tujuh hari wafatnya ulama yang menyebarkan tarekat Syattariyah di daerah itu.
”Jadi dengan rentang waktu tersebut diprediksi jumlah peziarah yang datang bisa mencapai ribuan,” ujarnya.
Jamaah Syattariyah ini ada yang datang untuk beberapa jam saja, atau pergi setelah menziarahi makam, namun banyak juga yang bermalam untuk berzikir di lokasi makam, dan baru kembali ke rumah masing-masing selepas shalat subuh. (efa)














